TEMPO.CO, Madiun - Kepolisian Daerah Jawa Timur bakal memfokuskan pengamanan perayaan Suran Agung di Madiun, Ahad, 25 Oktober 2015. Suran Agung merupakan tradisi perayaan di perguruan silat Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda Winongo setiap 1 Muharam atau Sura di padepokannya, Kelurahan Winongo, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun.
Namun konvoi anggota perguruan silat tersebut sering ditingkahi dengan membikin onar sehingga tak jarang terlibat bentrok dengan masyarakat atau sesama pesilat. "Kalau perlu meminta bantuan pasukan Mabes Polri untuk ikut mengamankan Suran Agung," kata Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Inspektur Jenderal Anton Setiadji di Kepolisian Resor Madiun, Jumat, 16 Oktober 2015.
Menurut Anton sebelum personil pengamanan tambahan diturunkan, polisi bakal melihat dampak psikologis warga Madiun terhadap kegiatan Suran Agung yang sering ribut. Karena itu, Anton menginstruksikan kepada Kepala Kepolisian Resor se-wilayah eks Karesidenan Madiun untuk melakukan dialog dengan warga di wilayahnya masing-masing.
Apabila mayoritas warga merasa waswas dengan Suran Agung, permintaan bantuan tenaga pengamanan bakal disampaikan ke Mabes Polri. "Kalau ada apa-apa (ribut) akan ditindak tegas. Saya akan berada di sini saat Suran Agung," ucap perwira tinggi kelahiran Malang tersebut.
Untuk menjaga keamanan saat Suran Agung berlangsung, Anton meminta organisasi Paguyuban Pencak Silat Madiun terlibat aktif melakukan pembinaan kepada para anggotanya. Salah satunya dengan menjatuhkan sanksi kepada pesilat yang melakukan pelanggaran hingga berdampak bagi warga umum.
Ketua Paguyuban Pencak Silat Madiun, Tarmadji Boedi Harsono, mengatakan bahwa ketua 12 perguruan silat yang berhimpun dalam organisasi tersebut telah sepakat menjalin ketentraman bersama sejak dua tahun lalu. Beberapa hari sebelum memasuki Muharam mereka kembali bertemu untuk membahas antisipasi terjadinya bentrok antarperguruan silat.
"Masyarakat jangan ketakutan dengan adanya perguruan silat, karena pesilat yang sejati ikut menjaga keamanan di wilayahnya," ujar Tarmadji.
NOFIKA DIAN NUGROHO