TEMPO.CO, Surabaya - Elektabilitas pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini alias Risma-Whisnu Sakti Buana, diklaim terus merangkak naik dibanding bulan-bulan sebelumnya. Pada Agustus lalu, elektabilitas calon inkumben ini telah mencapai 85 persen. Dan pada September naik menjadi 87 persen.
“Hasil itu berdasarkan survei internal kami,” kata Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana kepada wartawan, Jumat, 16 Oktober 2015.
Walaupun mengalami kenaikan, ucap dia, kader PDIP Kota Surabaya diimbau agar tidak mudah puas, karena angka itu masih terbilang rendah dibanding target yang pernah diucapkan Whisnu, yaitu sebesar 93 persen suara. “Target kita tetap, tidak berubah, yakni 93 persen,” ucapnya.
Karena itu, Whisnu meminta semua kader PDIP Kota Surabaya terus bekerja keras untuk memperoleh kemenangan yang maksimal. Khususnya, para saksi yang telah dipercaya PDIP sebagai ujung tombong untuk meraih kemenangan. Bahkan Whisnu memberikan perhatian khusus pada Kecamatan Sukolilo dan Mulyorejo untuk semakin meningkatkan perjuangannya. Sebab, berdasarkan hasil survei, elektabilitas di dua kecamatan ini masih rendah. “Jadi saya minta di dua kecamatan ini untuk menang mutlak,” ujarnya.
Whisnu berjanji akan memberikan penghargaan berupa lima sepeda motor dan beberapa ekor sapi kepada peraih suara terbanyak di tiap daerah pemilihan, terutama di dua kecamatan tersebut. Itu merupakan bentuk penghargaan kepada kader PDIP yang telah berjuang memenangkan Risma-Whisnu.
PDIP Kota Surabaya, tutur Whisnu, akan mengulang kesuksesan pilkada Surabaya 2010, yang berdampak besar bagi kemenangan PDIP dalam pemilu legislatif 2014. "Inilah kesempatan kita untuk menunjukkan bahwa Surabaya akan tetap merah, sehingga PDIP Surabaya dapat dijadikan barometer nasional," katanya.
MOHAMMAD SYARRAFAH