TEMPO.CO, Batam - Pembunuhan terhadap seorang wanita kembali terjadi di Batam. Kali ini, korban pembunuhan tersebut dibuang ke jurang Bukit Dangas, Kelurahan Patam, Sekupang Batam. Mayat wanita itu ditemukan warga sekitar pada Minggu, 11 Oktober 2015. Ini adalah kasus penemuan mayat wanita terbunuh yang kesembilan di Batam. Dugaan pembunuhan berantai itu belum terungkap hingga sekarang.
Kepala Kepolisian Sektor Sekupang Komisaris Ferry Afrizon mengatakan mayat wanita yang ditemukan di Bukit Dangas itu kondisinya telah membengkak serta wajahnya tidak bisa dikenali lagi. "Mungkin dua atau tiga hari sebelum jasad wanita tersebut ditemukan," kata Ferry kepada Tempo, Senin, 12 Oktober 2015.
Ketika polisi ke lokasi ditemukannya mayat itu, bau tak sedap tercium puluhan meter. Korban berada di jurang sedalam 20 meter.
Setelah tiba di ruang jenazah Rumah Sakita Badan Pengusahaa Batam, warga yang merasa kehilangan keluarganya mendatangi ruang jenazah. Dari situ identitas korban diketahui. Dari keterangan keluarga, wanita itu bernama Ros Huda, 48 tahun, yang berprofesi sebagai pedagang di lokalisasi Sintai, sekitar 15 kilometer dari lokasi ditemukannya korban.
Penemuan mayat itu menambah panjang deretan kasus pembunuhan wanita di Batam. Sebelumnya ada delapan kasus pembunuhan wanita yang belum terungkap. Sejumlah kasus itu antara lain adalah pembunuhan terhadap Ros Huda, warga kompleks Windhsor Phase II E/5A, Batam. Juga ada pembunuhan yang terjadi pada seorang wanita berusia sekitar 15-25 tahun yang hingga kini belum diketahui identitasnya. Dan yang paling menggemparkan Batam adalah tewasnya Nia, siswi SMAN 1 Sekupang, Batam. Jasad Nia ditemukan di semak belukar Dam Sungai Ladi, Batam, dengan mengenakan seragam sekolah.
Maraknya kasus pembunuhan wanita di Batam membuat masyarakat resah dan merasa terteror. "Mengerikan, pembunuhan terus di Batam," kata Umar Husein, warga Patam, kepada Tempo. Ia menceritakan bahwa Bukit Dangas yang dikenal Bukit Harimau itu sepi dan gelap di malam hari, karena tidak ada penerangan. "Bisa aja dinihari mayat Ros Huda dilempar pelaku ke jurang itu," kata Umar Husein.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Batam, Uba Ingan Sigalingging, mengatakan pembunuhan berantai itu telah menjadi teror bagi masyarakat Batam. Karena itu, "Polisi harus kerja keras untuk mengungkap teror ini," katanya kepada Tempo. Menurutnya, Batam sebagai daerah industri dan banyak memiliki investor asing memerlukan rasa aman dan nyaman seperti warga Batam lainnya.
Uba menilai polisi Batam telah gagal memberikan rasa aman dan nyaman warga. Karena itu ia meminta Mabes Polri melakukan evaluasi kinerja polisi di Batam dan Kepulauan Riau. Standar kinerja polisi di Batam harus dibedakan dari daerah lain, mengingat Batam tidak hanya sebagai daerah industri, tapi juga berbatasan dengan negara Singapura dan Malaysia yang merupakan pintu masuk turis mancanegara.
Ia mengusulkan supaya Kepolisian Resor Kota Batam dikembalikan statusnya menjadi Kepolisian Kota Besar Batam. Ia juga meminta supaya polisi membuat laboratorium forensik di Batam. "Jadi tak perlu didatangkan dari Medan, kejauhan," katanya.
RUMBADI DALLE