TEMPO.CO , Jayapura: Pameran Alat Musik Tradisional Nusantara 2015 yang digelar di Museum Negeri Provinsi Papua di Expo Waena, Kota Jayapura, kurang menarik perhatian warga.
Sejak pameran dibuka, Selasa, 6 Oktober 2015 dan hingga Jumat, 9 Oktober 2015, hanya ada 50 pengunjung yang mengisi buku tamu.
Padahal pameran terbilang akbar, karena pesertanya diikuti 24 museum dari seluruh Indonesia. Hanya museum Riau, Aceh dan beberapa provinsi di Sumatera yang absen karena kendala kabut asap.
“Karena kurang sosialisasi di lapangan dari pelaksana pameran dan pihak museum," kata A. Simanjuntak, staf Museum Negeri Papua yang menjaga pameran.
Menurut Simanjuntak, tiap museum yang ikut pameran menyertakan 4 hingga 11 alat musik tradisional. Pengunjung diberi gambaran keberagaman alat musik, fungsinya dalam kehidupan masyarakat dan teknologi pembuatannya. Termasuk cara memainkan alat musik tradisional.
Pejabat Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulawesi Utara, Susana Pontoh yakin panitia telah bekerja maksimal. “Mungkin warga sibuk bekerja atau anak sekolah, serta mahasiswa sedang mid semester, makanya sepi pengunjung,” katanya.
Salah satu pengunjung pameran, Tommy Waimbo mengaku bangga Papua menjadi tuan rumah. "Generasi muda memerlukan pengetahuan berbagai alat musik tradisional, bagaimana cara bermain dan apa fungsinya,” kata Tomy, mahasiswa Institut Seni Budaya Indonesia Papua.
Rina mengharapkan pameran menampilkan atraksi menarik dengan memainkan alat-alat musik tradisional dari seluruh Nusantara. Sehingga kelebihan dan keistimewahan alat musik tradisional, katanya pengunjung, tetap bisa dinikmati.
CUNDING LEVI