TEMPO.CO, Makassar - Kepala Komite Nasional Keselamatan Transportasi, Soerjanto Tjahjono, mengatakan Emergency Locator Transmitter (ELT) pesawat Aviastar yang jatuh di Gunung Pajaja, Dusun Gamaru, Desa Ulu Salu, Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, sudah dalam kondisi hancur, seperti halnya pesawat itu. Kondisi itu membuat tim SAR gabungan mengalami kesulitan melakukan pencarian lantaran tidak kunjung menemukan sinyal ELT pesawat berjenis Twin Otter itu.
Soerjanto mengatakan, ELT terbilang rapuh. Peralatan itu gampang rusak jika mengalami benturan hebat atau tenggelam di air. "Dengan kondisi pesawat Aviastar seperti yang ditemukan, ELT itu hancur sehingga tidak berfungsi," kata Soerjanto di Lapangan Udara Hasanuddin, Makassar, Selasa, 6 Oktober 2015. Hancurnya ELT itu tidak bakal mengganggu investigasi lantaran yang paling dibutuhkan yakni black box atau kotak hitam yang merekam percakapan di kabin pesawat sudah diterima dari Basarnas.
BERITA MENARIK
G30S 1965: Misteri Letkol Untung, Masih Hidupkah Dia?
G30S 1965: Terungkap, Kedekatan Soeharto dan Letkol Untung
Menurut Soerjanto, pihaknya menargetkan investigasi bisa rampung paling lama 12 bulan. KNKT akan mempelajari seluruh data ihwal dokumen pesawat dan black boc berupa rekaman suara. Dari situ, pihaknya dapat mengetahui apa sebenarnya yang terjadi sehingga pesawat tersebut keluar rute dan mengalami kecelakaan yang mengakibatkan tujuh penumpang dan tiga kru meninggal. (Lihat video Kronologi Pesawat Aviastar, Dari Bandara Andi Jemma Hingga Ditemukan di Luwu Selatan,Seluruh Penumpang Aviastar Meninggal )
Kepala Badan SAR Nasional, Marsekal Madya Bambang Soelistyo, mengakui hancurnya ELT pesawat Aviastar PK-BRM itu menjadi penyebab pihaknya kelimpungan mencari keberadaan pesawat itu. "Kalau ELT itu bekerja, tentu tidaklah sulit," kata dia. Namun, berkat kerja keras semua pihak, pihaknya akhirnya berhasil menemukan pesawat beserta awak dan penumpang secara lengkap.
BACA JUGA
Geger Pendeta Mengaku Gay yang Menolak Sembuh
Minta Maaf ke Sukarno? Titiek:Kenapa Harus, Pak Harto Itu...
Pesawat Aviastar diketahui hilang kontak sekitar 11 menit setelah take-off dari Bandara Andi Djemma, Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Jumat , 2 Oktober, sekitar pukul 14.25 Wita. Tim SAR gabungan memulai pencarian lantaran pesawat yang membawa 7 penumpang dan 3 kru itu tak kunjung tiba di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, sesuai jadwal pada pukul 15.39 Wita.
Setelah melakukan pencarian selama tiga hari, tim SAR gabungan akhirnya menemukan pesawat tersebut hancur di Buntu Bajaja, Desa Ulu Salu, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan. Seluruh penumpang dan awak pesawat diyemukan dalam kondisi meninggal. Adapun Buntu Bajaja itu berada pada ketinggian 2.700 meter di atas permukaan laut.
TRI YARI KURNIAWAN
SIMAK PULA
G30S: Alasan Intel Amerika Incar Sukarno, Dukung Suharto
G30S:Kisah DiplomatAS yang Bikin Daftar Nama Target Di-dor!
RUU: Setelah 12 Tahun KPK Tak Ada Lagi!