TEMPO.CO , Jakarta:Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto mengatakan saat ini masker dalam negeri sudah habis. Sehingga pihaknya mesti membeli masker dari luar negeri untuk menambah suplai kebutuhan masker masyarakat yang terkena dampak bencana kabut asap. “Dari mana masker itu, terserah bagian biro farmasi yang penting kami dapat maskernya,” katanya, Senin, 5 Oktober 2015.
Saat ini Kementerian sudah memesan 500 ribu masker untuk didistribusikan ke daerah yang terkena dampak asap di Indonesia. “Tanggal 6 Oktober nanti baru akan sampai di pelabuhan dan akan kami distribusikan,” katanya. (Lihat video Serbuan Asap Indonesia Batalkan Sejumlah Pertandingan Olahraga, Inilah Penyebab Kabut Asap belum Berakhir)
Sampai saat ini dinas kesehatan daerah merasa masih bisa menangani masalah asap yang terjadi. Selama masih bisa ditangani pemerintah daerah, Achmad menyatakan bencana asap ini bukan bencana nasional. Achmad pun mengatakan pemerintah daerah yang terkena asap masih memiliki cukup obat untuk menanggulangi masalah yang terjadi di daerahnya. “Mereka hanya kekurangan masker, dan kami bantu itu,” katanya
Achmad mengatakan pihak Kementerian Kesehatan tidak bisa langsung memberikan tindakan kepada korban yang terkena asap. “Selama pemerintah daerah masih bisa tangani, dinas yang akan berikan tindakan. Kami hanya memberikan bantuan bila diminta saja,” katanya.
Walau begitu, Achmad mengatakan, Kementerian sudah mengirimkan tim khusus ke daerah yang sering terjadi bencana kebakaran sejak Mei lalu. Tim itu bertugas untuk memberikan asistensi dan penyuluhan. Mereka juga mengajarkan bagaimana memberikan tindakan yang mesti diambil untuk penanggulangan asap. Kementerian Kesehatan juga sudah mengirimkan tim khusus tambahan untuk promosi kesehatan di daerah terkena asap. “Tim promosi ini terus bekerja sama dengan televisi lokal dan radio lokal untuk memberikan peringatakan kepada masyarakat tentang bahaya asap."
Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Williem Rampangilei mengakui tak ada kemajuan signifikan dalam upaya memadamkan api kebakaran hutan. Ia menyebutkan empat penyebab lambannya pemadaman. Pertama, wilayah yang terbakar sangat luas. Kedua, kebakaran terjadi di lahan gambut. Ketiga, kekeringan membuat api semakin sulit dipadamkan. Dan keempat, titik-titik api sulit dijangkau karena keterbatasan akses.
MITRA TARIGAN