TEMPO.CO, Jakarta - Tentara Republik Indonesia (TNI) dianggap sebagai salah satu kekuatan militer paling diperhitungkan di dunia. Berdasarkan Global Firepower (GFP), sebuah situs yang menyediakan analisis kekuatan militer sebagian besar negara di dunia, TNI masuk peringkat 12 terkuat di dunia sekaligus sebagai yang terkuat di Asia Tenggara atau ASEAN. Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa pemerintah akan menjamin kesejahteraan prajurit. Sebab, "TNI yang terdidik dan terlatih tidak akan menjadi kekuatan yang efektif apabila prajurit dan keluarganya tidak sejahtera," ujar Jokowi dalam perayaan Ulang Tahun TNI ke-70 di Cilegon kemarin Senin, 5 Oktober 2015. Meski beberapa tahun terakhir naik, tampaknya gaji prajurit Indonesia masih lebih rendah dibanding tentara di negara tetangga.
Tahun lalu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menaikkan gaji TNI dari gaji pokok terendah (golongan Tamtama) Rp 1.393.000 menjadi Rp 1.476.600 per bulan, sedangkan gaji pokok tertinggi golongan perwira tinggi (Jenderal, Laksamana, atau Marsekal) naik dari Rp 5.025.000 menjadi Rp 5.326.400. Tahun ini Presiden Joko Widodo juga melakukan hal yang sama. Gaji pokok golongan Tamtama terendah dinaikkan menjadi Rp 1.565.200 per bulan, sedangkan gaji pokok tertinggi golongan perwira tinggi naik menjadi Rp 5.646.100.
Dibandingkan dengan negara tetangga, gaji pokok prajurit Indonesia masih jauh tertinggal. Di Singapura, gaji seorang prajurit berpangkat Sersan mencapai Rp 11,29 juta per bulan dengan perhitungan nilai tukar Rupiah 10.300 per Dollar Singapura. Sedangkan di Indonesia, gaji prajurit berpangkat Sersan berkisar pada Rp 2 juta hingga Rp 3,5 juta atau hampir seperempat gaji di Singapura.
Gaji pokok prajurit Indonesia juga lebih rendah dibanding Malaysia. Gaji tertinggi seorang prajurit berpangkat Letnan Satu di sana mencapai Rp 7,8 juta per bulan. Sedangkan di Indonesia gaji tertinggi prajurit di pangkat yang sama adalah Rp 4,4 juta per bulan. Penghitungan gaji itu berdasarkan asumsi nilai tukar Rupiah 3.300 per Ringgit Malaysia. Gaji seorang Sersan Satu di Malaysia bahkan lebih tinggi dibanding gaji seorang Jenderal, Laksamanan, dan Marsekal di Indonesia yang hanya memperoleh gaji Rp 5,3 juta per bulan. Gaji seorang Jenderal di Malaysia mencapai Rp 23,4 juta per bulan.
Anggaran pengeluaran militer Indonesia, termasuk untuk membayar gaji prajurit, mencapai US$ 6,9 miliar per tahun. Nilai itu termasuk 30 terbesar di dunia. Berikut perbadingan anggaran pengeluaran militer sejumlah negara di dunia pada 2015 (US$)
1. Amerika Serikat : 577,1 miliar
2. Cina : 145 miliar
3. Rusia : 60,4 miliar
4. Arab Saudi : 56,7 miliar
5. Inggris : 51,5 miliar
6. Jepang : 41,6 miliar
7. Jerman : 40,2 miliar
8. Prancis : 40 miliar
9. India : 38 miliar
10. Brazil : 34,7 miliar
11. Italia : 34 miliar
12. Korea Selatan : 33,1 miliar
13. Australia : 26,1 miliar
14. Turki : 18,1 miliar
15. Israel : 17 miliar
16. Kanada : 15,7 miliar
17. Emirat Arab : 14,3 miliar
18. Kolumbia : 12,1 miliar
19. Spanyol : 11,6 miliar
20. Afganistan : 11,5 miliar
21. Taiwan : 10,7 miliar
22. Aljazair : 10,5 miliar
23. Belanda : 9,8 miliar
24. Singapura : 9,7 miliar
25. Polandia : 9,3 miliar
26. Korea Utara : 7,5 miliar
27. Pakistan : 7 miliar
28. Meksiko : 7 miliar
29. Norwegia : 7 miliar
30. Indonesia : 6,9 miliar
ANANDA TERESIA|EVAN|AGUNG SEDAYU