TEMPO.CO, Kupang - Warga Desa Napan, Kecamatan Bikomi Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur (NTT) terpaksa memanfaatkan air embung untuk mandi, minum, dan mencuci. Padahal, air embung tersebut sering digunakan untuk memandikan ternak.
Air embung terpaksa digunakan karena kemarau panjang yang melanda wilayah itu mengakibatkan sumur- sumur milik warga mengering. "Kami sulit mendapatkan air bersih pada musim kemarau ini," kata warga setempat, Helena Siki, Senin, 5 Oktober 2015.
Helena memanfaatkan air embung yang tidak higenis itu sejak Juli 2015 karena sumur mereka mengering. "Kami sudah biasa menggunakan air embung itu. Walaupun sering juga digunakan untuk memandikan ternak," kata Helena.
Helena menambahkan, masalah air bersih dialami hampir setiap tahun di daerah yang berbatasan dengan Timor Leste itu saat memasuki musim kemarau. Karena itu, dia berharap ada perhatian dari pemerintah terkait masalah ini.
Krisis air bersih melanda hampir seluruh daerah di NTT. Di Kota Kupang, Kepala Polres Kupang Kota, Ajun Komisaris Besar Budi Hermawan, membagi-bagikan air bersih bagi warga di Kelurahan Alak, Kecamatan Alak, Kota Kupang. "Sumur warga mulai mengering, akibat kemarau panjang. Saya membantu menyuplai air bersih kepada masyarakat untuk bisa memenuhi kebutuhan mereka sehar-hari," kata Budi.
Jumlah air bersih yang dibagikan kepada masyarakat mencapai 25 ribu liter. Sebanyak 25 ribu liter air bersih itu diangkut menggunakan lima mobil tangki. Dalam pembagian itu, ratusan warga Kelurahan Alak terlihat sangat antusias menerima bantuan air bersih.
YOHANES SEO