TEMPO.CO, Indramayu - PLTU Sumur Adem di Kecamatan Sukra Kabupaten Indramayu terbakar. Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, kebakaran terjadi pada Ahad 4 Oktober 2015 sekitar pukul 00.30 WIB. Sebanyak 10 pekerja yang menjalankan dinas malam mengalami luka bakar serius. "Kami memanggil saksi untuk mengetahui penyebab kebakaran," kata Kepala Polres Indramayu, Ajun Komisaris Besar Wijonarko, Ahad 4 Oktober 2015.
Berdasarkan keterangan sejumlah saksi, api pertama terlihat di bagian conveyer yaitu yang mengangkut batu bara menuju crusher. Akibat udara kering dan angin kencang, api pun merembet dengan cepat dan api pun semakin besar. Mengenai kondisi bagian conveyer yang terbakar, kata Wijonarko, saat ini kondisi rusak. "Sejumlah peralatan pun ikut terbakar," katanya.
Saat ini, para korban tengah menjalani perawatan di rumah sakit. Mereka adalah Fauzi, warga Kecamatan Sukra; Trianudin Jana, warga Kecamatan Kandanghaur; Rosidin, warga Kecamatan Anjatan; Andika, warga Kecamatan Patrol; Slamet Riyadi, warga Kecamatan Losarang; Muhamad Ashari, warga Kecamatan Sukra; Teguh Prasetio, warga Kecamatan Indramayu; Paryanto dan Herdianto, warga Pekanbaru Riau, serta Usman warga Bekasi.
Upaya pemadaman api sendiri dilakukan dengan mengerahkan 4 armada pemadam kebakaran. Api baru bisa dipadamkan sekitar pukul 05.30 WIB. Namun penyemprotan air ke conveyer tetap dilakukan hingga pukul 13.00 WIB. "Supaya besi-besi di conveyer cepat dingin," kata kepala UPTD Pemadam Kebakaran Dinas Cipta Karya Indramayu, Hardi Suardi. Sehingga munculnya percikan api pun bisa dihindari.
Hingga berita ini diturunkan, manajemen PLTU Sumur Adem belumn bisa dikonfirmasi. Seperti diketahui, PLTU Sumuradem diresmikan Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa pada 12 Desember 2011. PLTU tersebut memiliki kapasitas 3 x 330 megawatt untuk menyuplai listrik di pulau Jawa.
IVANSYAH