TEMPO.CO, Jakarta - Alwi Shihab, Utusan Khusus Presiden untuk Urusan Timur Tengah, mengatakan bahwa berspekulasi penyebab insiden Mina adalah perbuatan yang tidak bijaksana.
"Sangat tidak bijaksana, kita berspekulasi sebelum hasil investigasi dilakukan pemerintah Arab Saudi," kata Alwi Shihab, dalam diskusi publik Momentum Menata Ulang Penyelenggaraan Haji, di Jakarta, 1 Oktober 2015.
Menurut Alwi, saat ini, bukanlah waktu yang tepat untuk membicarakan siapa yang bersalah dan siapa yang benar. "Ini momentum untuk introspeksi bahwa banyak haji yang tidak disiplin termasuk Indonesia, tidak bijaksana jika menyalahkan pemerintah Arab Saudi," kata dia.
Tidak hanya perihal ketidakdisiplinan jemaah haji, menurut Alwi, insiden ini adalah bentuk ketidaksiapan pemerintah dalam menyelenggarakan haji. "Arab Saudi tidak bisa mengantisipasi jika terjadi ketidakdisiplinan jemaah," katanya.
Alwi meyakini setiap kali terjadi musibah, pemerintah Arab Saudi langsung mengadakan perbaikan yang lebih baik, seperti dibuatnya terowongan satu arah dan jalan tiga tingkat untuk lempar jumrah.
Terkait dengan pemerintah Arab Saudi yang cenderung tertutup terhadap sorotan internasional, menurutnya, sikap itu harus dihargai. "Tidak perlu buang energi mengulurkan bantuan karena itu faktor kedaulatan dan berpengaruh pada sekuritas di sana," katanya.
Akan tetapi, ia menghargai sikap pemerintah Arab Saudi yang mulai terbuka. "Mau menerima delegasi Indonesia adalah bentuk upaya dari pemerintah untuk terbuka dan tidak menutupi suatu hal," katanya, "Mereka lebih senang kalau diberi masukkan."
Menurut Alwi, haji pada hakikatnya adalah disiplin. "Jika disiplin, pasti tidak akan terjadi apa-apa," katanya.
ARKHELAUS WISNU