Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

G30S dan Cerita Komnas HAM Advokasi Korban 1965

image-gnews
Korban pelanggaran HAM tahun 1965/66 melakukan aksi di pelataran gedung Komnas HAM, Jakarta Pusat, Senin (4/6). ANTARA/Fanny Octavianus
Korban pelanggaran HAM tahun 1965/66 melakukan aksi di pelataran gedung Komnas HAM, Jakarta Pusat, Senin (4/6). ANTARA/Fanny Octavianus
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Komisioner Hak Asasi Manusia Imdadun Rahmat menyatakan pemerintah dan masyarakat tak perlu khawatir dengan bangkitnya paham komunisme di Indonesia. Terutama dari kegiatan advokasi komisi ini terhadap tragedi kemanusiaan 1965, karena mereka ingin memperjuangkan keadilan dan hak politik sebagai warga negara.

“Komnas HAM ini kan tidak mengadvokasi PKI, partainya, tetapi para korban yang telah mengalami pembunuhan , pemerkosaan, penghilangan, penculikan, pemenjaraan tanpa pengadilan,” ujar Imdadun usai bedah buku Nasib Para Sukarnois, Kisah Penculikan Gubernur Bali, Sutedja, 1966 di Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, Kamis, 1 Oktober 2015. “Mereka tidak mendapat proses hokum yang jelas tapi sudah mendapat hukuman yang tidak adil.”

Pernyataan Imdadun ini menanggapi munculnya wacana penyelesaian masalah tragedy 1965 dan permintaan maaf ini akan membangkitkan paham komunisme di Indonesia. Menurutnya hal ini merupakan dua hal yang berbeda. “Jangan dicampur-campur, ini kan pengalihan isu,” ujarnya.

 Menurutnya soal komunisme, pemerintah sudah mempunyai cara dan kegiatan untuk menangkal ideologi tersebut jika memang tidak sesuai dengan bangsa Indoensia.

Menurut Imdadun selama ini Komisi sudah mendorong penyelesaian masalah ini melalui berbagai upaya. Komisi juga telah bertemu berbagai pihak dan mendapat sinyal positif komitmen penyelesaian masalah ini. Dia berharap komitmen ini masih dipegang, terutama Kementerian Polhukham dan  TNI secara institusi tetap konsisten memegang kesepakatan dalam pertemuan dengan  komisi ini  sebelumnya. Namun jika muncul berbagai wacana yang simpang siur akan mengendorkan lagi komitmen penyelesaian tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Komisi ini juga menawarkan penyelesaian dengan format pernyataan penyesalan  dan rekonsiliasi dari pemerintah. Penyesalan yang dimaksud yakni  penyesalan atas terjadinya pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan secara sistemik oleh aparatnya,  kegagalan pemerintah memenuhi keselamatan warga negaranya. Alternatif yang ditawarkan ini, kata Imdadun, merupakan tawaran yang paling moderat.. “Itu yang paling lunak, jalan yang paling ngalah, kalau negara masih menawar lagi ya kebangetan” ujarnya.

Tentang format dan cara pengungkapan penyesalan lalu rekonsiliasi ini, kata Imdadun bisa dibicarakan lebih lanjut. Pemerintah bisa mengundang para ahli untuk mencari cara yang tepat untuk penyelesaian ini. “Yang penting jangan berhenti, jangan mandeg.”

Dia juga berharap masyarakat memberikan dorongan untuk penyelesaian masalah ini, tidak hanya bergantung pada pemerintah atau presiden.  Imdadun mengkhawatirkan presiden tidak percaya diri  karena ada pihak-pihak yang tidak suka dan menghambat proses penyelesaian ini.

Komisi ini juga telah mempunyai peta jalan penyelesaian yang ditargetkan selesai dalam tiga tahun mendatang. Menurutnya penyelesaian dengan cara ini bermanfaat bagi semua pihak, baik korban atau pelaku maupun generasi mendatang. Karena semua akan terbebas dari masa lalu yang selalu muncul. “Kalau terus dihantui masa lalu, kapan akan menata kehidupan . Memang tidak mengenakkan, apalagi kalau ada pengadilan lebih tidak mengenakkan.”DIAN YULIASTUTI 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

10 Desember Hari Hak Asasi Manusia Sedunia, Ini Isi Deklarasinya

10 Desember 2023

Aktivis Hak Asasi Manusia, Suciwati, istri dari Munir Said Thalib memberikan orasi saat Peringatan 19 Tahun Pembunuhan Munir di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Kamis 7 September 2023. Kasus pembunuhan terhadap Munir adalah kasus yang sangat penting untuk terus diperingati dan diperjuangkan keadilannya hingga tuntas, sampai dalangnya diproses hukum. TEMPO/Subekti.
10 Desember Hari Hak Asasi Manusia Sedunia, Ini Isi Deklarasinya

Peringatan Hari Hak Asasi Manusia Sedunia ke-75 menghadirkan tema dan konsep berbeda di Indonesia, berikut ini tema dan isi deklarasinya.


4 Prajurit Kostrad Gugur di Distrik Paro Nduga Papua, Ini Profil Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat

29 November 2023

Logo Kostrad. kostrad.mil.id
4 Prajurit Kostrad Gugur di Distrik Paro Nduga Papua, Ini Profil Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat

Kostrad merupakan salah satu pasukan elit yang dimiliki TNI AD. Begini sejarah pasukan ini.


Surat Cinta Bung Karno untuk Ratna Sari Dewi, Berikut Profil Istri Sukarno Bernama Asli Naoko Nemoto

20 November 2023

Beberapa waktu lalu, kabar duka datang dari keluarga Ratna Sari Dewi. Menantu Dewi Soekarno dan Bung Karno atau suami Kartika, meninggal dunia di Bali pada 3 Februari 2021. Instagram/@dewisukarnoofficial
Surat Cinta Bung Karno untuk Ratna Sari Dewi, Berikut Profil Istri Sukarno Bernama Asli Naoko Nemoto

ANRI kumpulkan 300 arsip Sukarno, di antaranya surat cinta untuk Naoko Nemoto atau Ratna Sari Dewi. Ini profilnya.


Sejak Kapan Film Pengkhianatan G30S/PKI Tak Lagi Wajib Tayang dan Tonton?

30 September 2023

Film Pengkhianatan G 30S PKI dan Rumah Kades
Sejak Kapan Film Pengkhianatan G30S/PKI Tak Lagi Wajib Tayang dan Tonton?

Film Pengkhianatan G30S/PKI pernah menjadi film wajib tayang dan tonton bagi siswa seluruh Indonesia. Sejak kapan tak lagi diwajibkan?


Berikut Sikap Pemerintah Terhadap Korban Pasca G30S 1965

30 September 2023

Menkopolhukam Mahfud MD berbincang dengan seorang eksil seusai pertemuan rombongan pemerintah dengan para eksil Indonesia di Diemen, Belanda, pada hari Minggu, 27 Agustus, 2023. Foto: Linawati Sidarto
Berikut Sikap Pemerintah Terhadap Korban Pasca G30S 1965

Begini sikap pemerintah terhadap korban pasca G30S 1965. Mahfud Md dan Menkumham Yasonna Laoly memberikan peluang repatriasi.


Dokumen Gilchrist Versi Keterlibatan Intelijen Asing dalam Peristiwa G30S 1965

29 September 2023

Pemberitaan mengenai Dokumen Gilchrist dan hubungannya dengan Subandrio di Canberra Times edisi 3 Oktober 1966. Foto: trove.nla.gov.au
Dokumen Gilchrist Versi Keterlibatan Intelijen Asing dalam Peristiwa G30S 1965

Berbagai versi muncul menjadi latar terjadinya peristiwa G30S yang masa orde disebut G30S/PKI. Salah satunya adanya dokumen Gilchrist. Apa isinya?


Pasukan Tengkorak Kostrad Dipercaya Atasi KKB Papua, Begini Pasukan Elite Ini Beraksi

9 Maret 2023

Kostrad atau Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat, merupakan divis elit di TNI AD. Pasukan ini terdiri atas 2 divisi yang memiliki kemampuan terjun payung, didirikan pada tahun 1961 dengan motto Dharma Putera. Kostrad menggunakan baret hijau sebagai identitas diri, dipimpin oleh perwira tinggi bintang 3. Pasukan ini tergolong sebagai pasukan elit di Indonesia, dengan segudang pengalaman tempur. TEMPO/Hariandi Hafid
Pasukan Tengkorak Kostrad Dipercaya Atasi KKB Papua, Begini Pasukan Elite Ini Beraksi

Kostrad mempercayakan Pasukan Tengkorak untuk menangani Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua. Berikut profil salah satu pasukan elite TNI itu.


Penumpasan G30S: Jejak Sarwo Edhie Wibowo Sang Komandan RPKAD

4 Oktober 2022

Komandan RPKAD Kolonel Sarwo Edhie Wibowo (tengah), di depan mahasiswa yang tergabung dalam KAMI di halaman kampus UI, Jakarta, 10 Januari 1966. Foto: DOk. Perpusnas RI
Penumpasan G30S: Jejak Sarwo Edhie Wibowo Sang Komandan RPKAD

Sarwo Edhie dan pasukannya bertugas menumpas kelompok G30S dan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang saat itu dianggap bertanggung jawab terhadap G30S.


Cerita Prajurit RPKAD Temukan Sumur di Lubang Buaya Tempat Jasad 6 Jenderal Korban G30S

3 Oktober 2022

Suasana sumur maut lubang buaya di Monumen Kesaktian Pancasila, Jakarta, Selasa, 29 September 2020. Tempat tersebut nantinya akan dijadikan lokasi upacara untuk peringatan Hari Kesaktian Pancasila sekaligus mengenang korban dalam peristiwa G30S/PKI khususnya tujuh pahlawan revolusi pada 1 Oktober mendatang. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Cerita Prajurit RPKAD Temukan Sumur di Lubang Buaya Tempat Jasad 6 Jenderal Korban G30S

Hari ini 57 tahun silam, pasca G30S, personel RPKAD menemukan sebuah sumur tua di Lubang Buaya area Halim tempat 6 jasa jenderal dan 1 kapten.


Menapaki Jejak Keterlibatan CIA dalam G30S

2 Oktober 2022

Logo CIA. [www.the-parallax.com]
Menapaki Jejak Keterlibatan CIA dalam G30S

David T. Johnson, dalam bukunya mengungkapkan bahwa Amerika Serikat, melalui tangan-tangan CIA, turut terlibat dalam G30S pada 30 September 1965.