TEMPO.CO , Jakarta: Ketua Tim Evaluasi Kinerja Perguruan Tinggi Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tingg Supriadi Rustad mengatakan bahwa sabtu lalu ia menemukan kembali satu sekolah tinggi yang diduga melakukan pelanggaran.
Menurut Supriadi, terdapat satu lagi kampus di surabaya yang menampung mahasiswa abal-abal. Kampus yang dimaksud adalah Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Artha Bodhi Iswara yang berlokasi di Surabaya. "Program S2 Manajemen, tiap tahun itu mereka menerima 50 orang per tahun, tapi yang lulus 500 orang," kata Supriadi saat dihubungi Tempo, Ahad, 27 September 2015.
Baca juga:
Bulan Darah, 28 September Kiamat? Resah, Ini Kata Gereja
Heboh Kain Kafan Berpita Merah dalam Peci Hantui Pilkada
Supriadi menuturkan bahwa informasi ia dapatkan sendiri setelah ia menyambangi kampus tersebut pada hari Sabtu, 26 Sepetember lalu. "Kemarin kami baru dari Surabaya, ya hasilnya sama saja. Banyak pelanggaran," Supriadi menambahkan. "Banyak penumpang gelap," katanya.
Sebelumnya diberitakan bahwa Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir membekuan sejumlah perguruan tinggi di Jawa Timur. Di antaranya, Universitas Ronggolawae Tuban, Universitas Nusantara PGRI Kediri, IKIP PGRI Jember, dan IKIP Budi Utomo Malang.
Kampus tersebut dianggap bermasalah dan menerbitkan ijazah palsu. Oleh karena itu Kemenristek-Dikti memilih membekukan untuk kesempatan pembenahan manajemen. "Sampai saat ini, kami belum melihat kampus tersebut untuk berbenah," kata Supriadi.
Sampai saat ini, kampus dengan status non-aktif tersebut tidak boleh menerima mahasiswa baru. Kemenristek sendiri tidak akan membina seluruh kampus yang tidak menunjukan itikad baik dalam berbenah.
Untuk waktu yang diberikan, Supriadi menyebutkan mereka tidak akan membatasi sampai kapan mereka harus membenahinya. Selama kampus tersebut belum serius membenahi kondisinya, tidak akan dibina. Pelanggarannya itu bukan hanya rasio jumlah dosen dan mahasiswa yang tidak proporsional atau melebih batas, tapi juga sejumlah mahasiswa tersebut dinilai abal-abal. Maksudnya, mahasiswa tersebut tidak benar-benar kuliah. "Selama tidak ada kejujuran ya tidak akan kami bina. Persyaratannya itu tobat dan jujur," kata dia.
LARISSA HUDA
Baca juga:
Kasus Muncikari Artis ke Jaksa: Dari 80 Wanita, AS Termahal
Bulan Darah, 28 September Kiamat? Resah, Ini Kata Gereja
Video Terkait: