TEMPO.CO, Jakarta -Gempa yang menggoncang Yogyakarta dan sekitarnya, Jumat, 25 September 2015, pukul 20.28 WIB, membuat masyarakat panik. Meski gempa tektonik itu berkekuatan 4,5 Skala Richter, namun karena episentrumnya di darat dan hanya di kedalapan 10 km, guncangan sangat terasa.
"Getaran sangat kuat, saya sampai lari keluar rumah sambil menggendong anak," kata Sani warga Tamanan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta menyebutkan pusat gempa berada di sekitar 14 kilometer barat Kabupaten Gunung Kidul.
Gempa termasuk gempa darat yang dangkal sehingga getarannya sangat dirasakan warga. "Terutama warga Bantul, dengan MMI III hingga IV," ujar Yudha Tintana,forecaster pada Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika Yogyakarta.
|
Kepala Seksi Kesiapsiagaan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Gunungkidul Nugroho Wahyu menuturkan, dari koordinat gempa yang berada di lokasi 7.95 Lintang Selatan dan 110.52 Bujur Timur (12 km Barat Laut Gunung Kidul), posisi getaran itu berada di perbatasan Gunungkidul dan Bantul, antara Kecamatan Purwosari dan Kecamatan Kretek.
"Belum ada informasi kerusakan meskipun gempa cukup terasa karena gempa darat," ujarnya.
BPBD pun belum menginstruksikan warga melakukan langkah-langkah seperti mengungsi sebagai antisipasi gempa susulan. "Karakter gempa darat yang dangkal seperti ini juga terjadi tahun 2006 silam," ujar Wahyu. Tahun 2006 menjadi kenangan buruk bagi warga Yogya terutama Bantul, ketika gempa berkukatan 5,9 SR menewaskan ribuan jiwa dalam sesaat.
Komandan Tim Reaksi Cepat BPBD DIY Pristiawan menuturkan, saat ini tengah melakukan pemeriksaan di lokasi terdekat pusat gempa.
ANTARA | PRIBADI WICAKSONO