TEMPO.CO, Jakarta - Hampir pukul sembilan malam, Ahmad Irfanda, mahasiswa semester tiga jurusan teknik informatika STT Telematika, Yayasan Aldiana Nusantara, masih berada di lingkungan kampus. Ia dan rekannya menunggu kepastian kuliah yang dijadwalkan berlangsung dari pukul 19.00 hingga 21.00. "Dosennya enggak ada semua, kuliah kosong," kata Irfan kepada Tempo di depan musala kampus di Ciputat, Tangerang, Banten, Senin, 21 September 2015. (Baca: Heboh Wisuda Digrebek: Mahasiswi Ini Malu Sebut Kampusnya)
Selain ingin mendalami teknik informatika, mahasiswa asal Bintaro itu memilih kuliah di STT Telematika karena faktor biaya yang sangat terjangkau. Ia masuk jalur pendaftaran umum melalui beberapa tahapan seleksi. Pertama ia mendaftar memakai fotokopi ijazah, surat keterangan hasil ujian nasioal, dan kartu keluarga. Ia dikutip Rp 1,5 juta buat uang gedung dan uang bulanan Rp 120 ribu. Untuk ujian tengah semester ia membayar Rp 75 ribu, dan ujian nasional Rp 100 ribu.
Mahasiswa berusia 20 tahun itu mengatakan ada seleksi terlebih dahulu sebelum masuk menempuh gelar sarjana S1 di STT Temelatika. Seperti seleksi penerimaan mahasiswa pada umumnya, termasuk tes Bahasa Inggris, Indonesia, dan Matematika. Jadwal kuliahnya kalau masuk jalur umum, setiap Senin sampai Jumat. Ia mengistilahkan kelas reguler malam, dari jam tujuh hingga sembilan malam. Kegiatan perkuliahan, kata Irfan, seperti biasa, "Dosen masuk, kita belajar, kadang presentasi, diberikan tugas."
Sementara itu rekan Irfan, Nanang Surya, 21 tahun, mengungkapkan kekecewaan terhadap isu wisuda ilegal yang menjerat kampusnya. "Kecewa pasti, cuman saya tanggapi dengan positif. Kan yang wisuda itu orang lain, tapi di sini kami belajar seperti biasa. Yang abal-abal itu kan yang enggak ada niatan untuk belajar," ucap Nanang.
BERITA MENARIK
Ribuan Hewan Mati Misterius, Ini Sinyal Kiamat 28 September?
Aksi Manusia Jelek Sedunia Bikin Mulas, Lihat Tampangnya
Dia berterus terang ada kekhawatiran ketika dirinya dan teman-temannya lulus. Nanang mengusulkan harusnya media menyelidiki terlebih dahulu masalah wisuda ilegal kemarin. "Informasinya terlalu ditelan mentah-mentah sama media, tanpa observasi lebih mendalam. Jangan asal men-jugde, di sini kan ada proses pembelajaran. Padahal kan kami belajar dari semester satu," kata Nanang yang sekarang sudah semester tiga.
Kepada pihak kampus, ia dan teman-temannya menyarankan agar memerbaiki manajemen dan sistem peraturannya lebih diperketat.
Sementara itu Rudi Hartono, mahasiswa jurusan manajemen STIE Ganesha tampak lesu ketika ditemui Tempo tengah berdiri di pinggir pagar pembatas di lantai dua gedung Yayasan Aldiana Nusantara.
Mahasiswa baru asal Sulawesi Selatan ini memilih berkuliah di STIE Ganesha karena saudaranya juga kuliah di satu tempat namun di STT Telamatika. Dia mengatakan bahwa hari ini adalah hari pertama kuliahnya. Namun dia hanya pasrah mendengar kabar Yayasan Aldiana Nusantara dikabarkan menggelar wisuda ilegal.
"Saya tidak tahu sampai kapan libur, masih menunggu keputusan kampus," kata Rudi sambil tertunduk. Rudi merupakan salah satu mahasiswa yang memperoleh beasiswa kerja sama antara yayasan dengan pemerintah daerah Sulawesi Selatan . "Saya tak ingat bayar berapa, tapi yang saya ingat, bayar Rp 50 ribu setiap bulan."
DANANG FIRMANTO
Baca juga:
Habis Disebut Tolol oleh Menteri, Gayus Dikepung 40 CCTV dan…
Wow, Nikita Mirzani Pamer Perut Sambil Bergelayutan di Tiang