TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat DKI Jakarta Abraham Lunggana alias Lulung kembali mendatangi Badan Reserse Kriminal Polri. Lulung tampak sumringah, tapi enggan menjelaskan maksud kehadirannya. "Hanya silaturahim saja. Sudah lama enggak ke sini," kata dia di Bareskrim, Senin, 21 September 2015.
Mengenakan kemeja biru dengan rambut khasnya belah tengah, Lulung datang bersama kuasa hukumnya. Lulung tiba di Bareskrim pukul 09.45 WIB. "Nanti saja kita ngobrol," ujarnya singkat.
Saat ditanya apakah kehadirannya terkait dengan pemeriksaan kasus pengadaan uninterruptible power supply (UPS), Lulung menepisnya. Ia juga mengelak kehadirannya itu untuk memberikan bukti baru ihwal pengadaan UPS. "Tidak ada, cuma silaturahim saja, kok," ujar Lulung lunggana.
Sebelumnya, Bareskrim sempat memeriksa Lulung Lunggana sebagai saksi pengadaan UPS. Setelah diperiksa, ia beberapa kali mendatangi Bareskrim untuk memberikan bukti-bukti baru. Politikus Partai Persatuan Pembangunan itu pun menegaskan tidak terlibat dalam pengadaan UPS. "Saya tidak tahu, saat rapat pengadaan, saya tidak ada di tempat," tuturnya kala itu.
Kasus ini terungkap setelah Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama membeberkan dugaan penggelembungan harga UPS sebesar Rp 5,8 miliar per unit dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 2014. Menurut informasi yang diperolehnya, harga satu UPS dengan kapasitas 40 kilovolt ampere hanya sekitar Rp 100 juta.
Bareskrim telah menahan dua tersangka korupsi UPS yakni Alex Usman dan Zaenal Soleaman. Alex berperan sebagai pejabat pembuat komitmen pengadaan UPS di Suku Dinas Pendidikan Menengah Jakarta Barat, sementara Zaenal Soleman di Suku Dinas Pendidikan Menengah Jakarta Pusat.
DEWI SUCI RAHAYU