TEMPO.CO, Jakarta -Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi menyebutkan mahasiswa yang mengikuti wisuda abal-abal di gedung Universitas Terbuka, Pondok Cabe, Sabtu kemarin, dikenakan biaya Rp 15 juta untuk satu orang.
"Mereka bayar 15 juta," kata Supriadi Rustad, Ketua Tim Evaluasi Kinerja Akademik, saat dihubungi Tempo pada Minggu pagi, 20 September 2015.
Pelaksanaan wisuda abal-abal ini, berdasarkan pantauan pihak Kemenristekdikti, telah berjalan selama 3 tahun. "Sebelumnya belum pernah ketahuan," kata Supriadi.
Tim evaluasi yang baru dibentuk pada Mei 2015 ini mengindikasikan adanya kecurangan berdasarkan laporan masyarakat. "Kami ini kan tim yang baru dibentuk pada Mei 2015, kita mengkaji dari pangkalan data pendidikan tinggi lalu kroscek dari laporan masyarakat yang masuk," katanya. "Kita melakukan investigasi dan penyusupan."
Supriadi juga mengakui, wisuda abal-abal serupa juga telah dilaksanakan pada 9 September 2015 di gedung Manggala Wanabakti, Jakarta. "Kemarin tanggal 9 September juga ada wisuda semacam ini. Kampusnya beda, tapi masuk dalam satu jaringan sindikat dari beberapa perguruan tinggi."
Kampus yang melaksanakan wisuda ilegal tersebut adalah Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan yang dinaungi oleh Yayasan Palapa Nusantara. Supriadi menerangkan ada 460 peserta wisuda pada tanggal 9 September itu, "Data yang diserahkan pada kami ada 460, kebanyakan S2," ucapnya.
FRISKI RIANA
Baca juga:
Guru Cantik di SMA Mundur Setelah Berpose Tak Patut di Video
Bisa Bicara dengan Binatang, Wanita Mampu Prediksi Bencana