TEMPO.CO, Trenggalek – Sejumlah kawasan hutan di wilayah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, dilalap api dalam beberapa hari terakhir. Kobaran api melumat semak belukar Gunung Puncung, Gunung Jaas, dan Gunung Kebo, yang masuk wilayah Kecamatan Kota.
Kebakaran tersebut menghanguskan 5,5 hektare lahan produktif milik Perusahaan Umum Perhutani. Lahan Perhutani yang terbakar meliputi 0,5 hektare dari 26,3 hektare di Gunung Puncung, 1 hektare dari 27,9 hektare di Gunung Jaas, dan 4 hektare dari 128,1 hektare di Gunung Kebo.
Asisten Perum Perhutani Kesatuan Pengelolaan Hutan Trenggalek Nana Suwanda mengatakan api membakar alang-alang yang berada di bawah area jati dan rimba campuran. “Karena memang perluasan api pada alang-alang kering ini sangat cepat,” kata Nana kepada Tempo, Kamis, 17 September 2015.
Kebiasaan penduduk yang membakar sampah di area ladang, menurut Nana, menjadi pemicu utama terjadinya kebakaran. Sebab, jarak ladang milik warga dengan kawasan hutan terbilang dekat, sehingga lompatan api dengan cepat terbawa angin ke hutan. "Celakanya, warga tidak menyadari masalah itu," ujar Nana.
Beruntung, kawasan hutan yang terbakar berjarak 1 kilometer dari permukiman penduduk. Dengan demikian, meski area lahan yang terbakar cukup luas, warga tidak panik. Kegiatan sehari-hari warga pun tidak terganggu.
Selain Perhutani, upaya menjinakkan api juga dibantu kepolisian, TNI, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, petugas pemadam kebakaran, serta Dinas Komunikasi dan Informasi. Karena titik kebakaran berada di puncak gunung, petugas kesulitan membawa air naik.
Akhirnya, upaya pemadaman hanya dilakukan dengan cara manual, yakni memukuli api dengan dahan pohon. Sedangkan upaya melokalisasi api agar tidak kian meluas dilakukan dengan membabat alang-alang pada radius 12 meter dari titik api. “Namun risikonya tinggi karena api sangat cepat terbawa angin," tutur Nana.
HARI TRI WASONO