TEMPO.CO, Jakarta - Elysabeth Ongkojoyo mengatakan tidak berniat menuntut J.Co perihal pengusiran dirinya dari salah satu gerai milik perusahaan donat itu terkait dengan protes larangan merokok yang ia lancarkan. Namun Ely--panggilan akrabnya--hanya menginginkan adanya perubahan soal larangan merokok di mal.
"Saya enggak mau nuntut apa-apa. Saya cuma mau ada perubahan saja. Saya mau para perokok tidak lagi sembarangan merokok, apalagi di tempat yang jelas-jelas adalah ruang publik dan rawan anak-anak. Tenant juga mesti bertindak tegas terhadap para perokok," ucapnya kepada Tempo di Jakarta, Minggu, 13 September 2015.
Ely mengaku diusir pengunjung J.Co di Pluit Village, Jakarta Utara, pada Agustus lalu karena yang bersangkutan ingin merokok di dalam ruangan. Alih-alih mendapat haknya, manajer toko malah mendiamkan pria yang ingin merokok tersebut dan hanya meminta maaf kepada Ely.
Tak puas dengan perlakuan manajer toko, Ely lantas membuat petisi untuk J.Co sekitar Agustus lali. Dukungan netizen pun merebak. Banyak dukungan yang diarahkan kepadanya karena dinilai berani. Namun tak sedikit yang mencibir tindakannya tersebut. Saat ini lebih dari 50 ribu netizen menandatangani petisi tersebut.
Ely berujar, pihak PT Lippo Karawaci Tbk selaku pemilik Pluit Village telah mengirimkan surat empati dan laporan mengenai protesnya terhadap J.Co. "Sekarang sudah mulai ditempel stiker larangan merokok. Mereka ke J.Co di Pluit, tapi pegawai dan manajernya sudah beda. Entah dimutasi atau dipecat, saya kurang paham," tuturnya.
Pihak J.Co sendiri, menurut Ely, pernah bertemu dengannya untuk meminta maaf pada 28 Agustus lalu. Waktu itu, dia mengaku ditemui Ruwi selaku Operations Manager J.Co dan Mellyana Dewi, PR Manager J.Co. "Saya bilang, saya tidak butuh maaf. Saya sudah dapat itu dari manajer toko sewaktu saya diusir. Petisi ini saya maksudkan untuk perubahan."
Ibu dua anak ini ingin pihak mal lebih kooperatif dengan menampilkan lebih banyak tanda dilarang merokok. Ia menilai pihak mal sudah kooperatif, tapi tidak dengan pihak J.Co. Menurut pantauannya, tanda dilarang merokok di dalam mal masih sangat sedikit dan tidak terlihat.
Padahal, kata dia, J.Co menjual makanan beraneka warna yang sangat menggugah selera anak-anak. Sangat berbahaya jika perokok merokok di ruangan tersebut. Saat kasus pengusiran terjadi, J.Co tidak menaruh larangan merokok di areanya. Bahkan tak ada sekat kaca antarruang.
BAGUS PRASETIYO
Baca juga:
MU 3-1 Liverpool: Kenapa Kekalahan Ini Selalu Menyakitkan bagi Liverpool?
Ruhut Bicara Soal Kedekatan Rizal Ramli dengan Artis Cantik