TEMPO.CO, Bandung - Minat baca penduduk Indonesia sangat rendah. Data UNESCO tahun 2011, minat membaca masyarakat Indonesia hanya 0,001 persen, atau satu dari 1.000 penduduk yang masih memiliki minat baca yang tinggi. Adapun Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pada 2012 juga menyebutkan bahwa Indonesia menempati posisi 124 dari 187 negara dunia.
Untuk mendongkrak budaya membaca, Dompet Dhuafa Jawa Barat bekerja sama dengan Pemerintah Kota Bandung dan SHAU Architecture & Urbanism membangun perpustakaan Micro Library di Kelurahan Arjuna, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung.
Kepala Perpustakaan Daerah Kota Bandung Adim Mukhtarudin mengatakan, didirikannya Micro Library merupakan upaya untuk menjawab tantangan dalam meningkatkan budaya membaca masyarakat Kota Bandung.
“Kami mengapresiasi setiap usaha warga Kota Bandung, komunitas yang mau bersedia bekerja sama dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa melalui sarana Micro Library ini,” kata Adim, dalam acara Press Conference Launching of Micro Library, di Jalan Dipati Ukur Nomor 5, Kota Bandung, Jumat, 4 September 2015.
Adim mengatakan, perpustakaan tersebut difokuskan untuk pendidikan anak-anak usia dini. Agar 15 tahun ke depan, anak-anak tersebut bisa “matang” dan siap “panen” dalam hal pendidikan. Pihaknya pun akan bersinergi dengan para kecamatan, kelurahan, di Kota Bandung untuk membangun perpustakaan lain. “Mudah-mudahan akhir 2015 akan ada perpustakaan di taman-taman Kota Bandung,” kata Adim.
Adapun Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Jawa Barat Dhoni Marlan mengatakan, sebagai proyek pertama di Kota Bandung Dompet Dhuafa berharap program ini bisa terus berkembang di taman-taman lain di Kota Bandung. “Dengan adanya Miclib (Micro Library) diharapkan perpustakaan semakin populer,” ujarnya.
Ia menambahkan, Micro Library juga didirikan sebagai wujud dukungan Pemerintah Kota Bandung dengan program pendidikan yang menyediakan taman di perpustakaan. “Mudah-mudahan ini bisa menjadi ikon Kota Bandung,” ujarnya.
Perpustakaan Micro Library dibangun dengan konsep yang unik. Desain bangunannya dibuat dua lantai, berbentuk kotak, dan ruangan di dalamnya terbuka tanpa sekat. Dinding di lantai dua bangunan tersebut disusun dari bekas ember es krim sebanyak 2.000 buah dan membentuk pola binary code.
Adapun fasilitas yang terdapat di perpustakaan tersebut antara lain koleksi buku pengetahuan umum, buku anak-anak, mainan tradisional, alat peraga PAUD, serta beragam kegiatan seperti knowledge sharing, story telling, English Club, dan Gemari Membaca.
Sementara itu untuk desain bangunan sendiri, diarsitekturi langsung oleh Florian Heinzelmann asal Belanda, sekaligus Direktur dari SHAU. Rencananya, Micro Library tersebut akan diresmikan oleh Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, Sabtu, 5 September 2015, di Taman Bima, Jalan Bima, Cicendo, Kota Bandung.
ADI PERMANA