TEMPO.CO, Semarang - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan versi Muktamar Surabaya, Romahurmuziy, menyatakan banyak negara yang warganya beragama Islam tapi tak melaksanakan prinsip-prinsip ajaran Islam.
“Bahkan, di negara Azerbaijan, yang 99 persen penduduknya beragama Islam, di sana biasa minum minuman keras yang diharamkan ajaran agama Islam,” kata Romy—panggilan akrab Romahurmuzy—saat menjadi pembicara kuliah umum “Islam dan Demokrasi” di Universitas Islam Negeri Walisongo, Semarang, Senin, 31 Agustus 2015.
Di hadapan ratusan mahasiswa, Romy bercerita pernah dipaksa untuk menenggak minuman keras. Kala itu, ia sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat melakukan kunjungan kerja di Azerbaijan. Setelah melakukan pertemuan, dilakukan makan malam bersama dengan parlemen Azerbaijan. Berbagai menu disajikan.
Ia cukup kaget karena hidangan minuman yang disediakan hanya minuman yang mengandung alkohol. Romy menyebutkan berbagai merek minuman yang menurut ajaran agamanya diharamkan. Beberapa merek minuman keras terkenal disajikan dalam jamuan makan malam itu.
Karena haram, ia pun tak mau minum yang disajikan. Romy malah meminta disediakan air putih. “Saya enggak bisa minum alkohol karena saya beragama Islam,” kata Romy.
Pernyataan Romy itu justru mengundang komentar dari para anggota parlemen Azerbaijan. “Ini, kan, dingin dengan suhu di bawah 2 derajat Celsius. "Kata siapa minuman ini haram? Saya juga beragama Islam,” ujar Romy menirukan ucapan parlemen Azerbaijan. Namun Romy tetap berkukuh hanya minta air putih.
Saat hendak mau salat, Romy pun kaget dengan tindakan seorang petugas di Azerbaijan. Saat tiba waktu salat, Romy minta diantar ke masjid. Romy kaget karena petugas yang mengantar tersebut masuk masjid tanpa mencopot sepatu. Padahal petugas itu menganut agama Islam. “Tolong sepatunya dicopot. Masjid ini kan suci,” tutur Romy kepada petugas tersebut. Akhirnya, petugas itu bercerita, meski menganut agama Islam, seumur-umur dia tidak pernah masuk ke masjid.
Romy mengaku gelisah atas praktek-praktek di Azerbaijan karena 99 persen penduduknya beragama Islam. Selain itu, letak Azerbaijan sangat dekat dengan Uzbekistan, negara tempat lahirnya ulama besar Imam Bukhori. Romy pun mencari tahu kenapa negara Azerbaijan penduduknya seperti itu.
Belakangan, Romy mendapatkan jawaban. “Sebab, selama 70 tahun, Azerbaijan di bawah kekuasaan Uni Soviet, negara komunis yang tidak mengenal Tuhan,” ucap Romy. Kata dia, simbol-simbol agama tidak diperbolehkan muncul.
Romy berharap ajaran-ajaran Islam bisa dipraktekkan di Indonesia. Selama ini, kata dia, sudah ada beberapa regulasi yang bersumber pada agama Islam, seperti Undang-Undang Perkawinan dan Undang-Undang Wakaf. Romy juga tak setuju atas praktek liberal yang meniadakan agama.
ROFIUDDIN