TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, Agung Laksono, mengkritik kinerja anggota Dewan periode 2014-2019 yang tak juga menghasilkan undang-undang dalam 10 bulan terakhir. Dengan catatan itu, menurut dia, DPR tak pantas meminta fasilitas berupa gedung baru. "Mungkin sense of crisis harus dibangun, jadi ditunda proyek itu. Dengan begitu, DPR akan lebih diapresiasi rakyat," ujar Agung setelah menghadiri rapat paripurna ulang tahun DPR ke-70, Jumat, 28 Agustus 2015.
Rencana pembangunan gedung baru DPR memang kembali menjadi polemik dalam beberapa waktu terakhir. DPR menilai gedung yang ada saat ini sudah tak lagi bisa memenuhi kebutuhan anggota Dewan dalam menjalankan tugasnya. Namun rencana ini mendapat kritik karena anggarannya yang mencapai Rp 2,7 triliun dan kinerja DPR yang rendah.
Menurut Agung, daripada meributkan soal gedung baru, DPR sebaiknya berfokus pada fungsi utamanya, yaitu pembentukan undang-undang. "Prestasi rendah sekali, DPR tugas pokoknya ada di legislasi. Kalau enggak ada itu, ya, tidak kelihatan," ujar politikus Partai Golkar tersebut.
Ketua DPR periode 1999-2004, Akbar Tanjung, berpendapat sama. Setelah menghadiri rapat paripurna ulang tahun, ia mengatakan pembangunan gedung baru harus sinkron dengan prestasi. Namun, sayangnya, undang-undang yang disahkan parlemen periode kali ini minim, sebagian malah perpu dan revisi dari undang-undang sebelumnya.
"Sebaiknya fokuskan dulu di pelaksanaan fungsi Dewan," ujar Akbar. "Jika melaksanakan fungsinya secara baik dan sungguh-sungguh, barulah setelah itu Dewan bisa mengambil langkah berikutnya berkaitan dengan penyediaan fasilitas."
Dewan Perwakilan Rakyat akan menggenapi usianya yang ke-70 pada 29 Agustus 2015. Namun rangkaian peringatan sudah diselenggarakan sejak hari ini.
Pagi tadi, Jumat, 28 Agustus 2015, DPR menggelar rapat paripurna. Rapat yang dihadiri 323 anggota Dewan itu diisi pidato Ketua DPR Setya Novanto, yang melaporkan pencapaian kinerja DPR hingga saat ini. Setelah itu, Setya serta Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara meluncurkan seri prangko DPR. setelah rapat paripurna selesai, Setya dan pemimpin DPR lainnya mengadakan syukuran dengan memotong nasi tumpeng.
INDRI MAULIDAR