TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siradj menganjurkan agar pemilik nama Tuhan dan Saiton mengganti namanya. Dua nama tersebut dinilai tak etis bagi manusia.
Jangankan Tuhan dan Saiton, ucap Said, Nabi Muhammad pernah melarang sahabatnya, Ali bin Abi Thalib, memberi nama anaknya dengan kata Harb, yang berarti perang. "Waktu itu tak boleh, akhirnya diganti Hasan. Nama Tuhan itu tidak etislah," kata Said di kompleks Istana Kepresidenan. (Baca: Kisah Pria Kontroversial: Tiba di Jakarta, Tuhan Kaget)
Bahkan, menurut dia, pemilihan sebuah nama bagi anak juga diatur dalam Hadis. "Hadis bilang bahwa berilah nama pada anakmu dengan nama yang baik," ujar Said. Walaupun menganjurkan untuk mengganti nama, Said menuturkan pemberian nama Tuhan dan Saiton tak termasuk dalam kategori syirik atau menyekutukan Tuhan.
Ditemui di tempat yang sama, Rais Amm PBNU Makruf Amin juga mengatakan hal sama. Menurut dia, pemberian nama Tuhan terlalu berlebihan. Kalaupun tak mau mengganti, dia menyarankan agar nama tersebut ditambah. "Misalnya Hamba Tuhan," ucapnya. Pemberian nama, ujar dia, tak boleh terlalu besar, tapi juga jangan direndahkan. (Baca: Ada Tuhan di Banyuwangi, Kini Heboh Ada Nabi di Mataram!)
Beberapa hari terakhir, publik dihebohkan dengan adanya seorang pria asal Banyuwangi yang bernama Tuhan. Hal ini bermula pada media sosial Facebook. Seorang netizen mengunggah KTP tukang kayu yang bernama Tuhan.
Belakangan juga muncul lagi pria asal Talang Jambe, Kecamatan Sukarami, Kota Palembang, Sumatera Selatan, yang bernama Saiton. Uniknya, Saiton merupakan ahli teknik komputer di sebuah Sekolah Menengah Kejuruan di Palembang yang bergelar magister administrasi publik. (Baca: Datang ke Jakarta, Ini Alasan 'Tuhan' Tak Mau Mengubah Nama)
FAIZ NASHRILLAH