TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemerintah Kota Yogyakarta mengklaim kasus kekerasan terhadap anak-anak, juga perempuan, tahun ini turun drastis dibanding dua tahun sebelumnya. “Meski masih tinggi, kekerasan terhadap anak cenderung menurun drastis,” kata Kepala Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan Kota Yogyakarta Lucy Irawati di sela perayaan Peringatan Hari Anak Nasional 2015 di Balai Kota Yogyakarta, Rabu, 26 Agustus 2015.
Lucy menyebutkan, berdasarkan laporan dari Januari hingga Juli 2015, terdapat 90 kasus kekerasan pada anak. Padahal, pada 2014, tercatat 600 kasus. “Untuk tahun ini, kami menerima laporan paling banyak kekerasan secara psikis pada anak,” ucapnya.
Kekerasan psikis itu berupa bentakan dan intimidasi pada anak, juga dengan cara mengabaikan atau tak mendengar pendapat atau permintaan anak. “Kekerasan psikis ini sama bahayanya dengan fisik, karena terakumulasi dalam memori anak yang berpotensi mengganggu perkembangan mental anak,” ujar Lucy.
Menurut dia, kasus kekerasan pada anak tahun ini yang tak lagi didominasi kekerasan fisik dan seksual karena trennya cenderung menurun. “Karena trennya untuk kekerasan fisik sudah menurun. Sekarang upaya kami mendorong kekerasan psikis tak terjadi lagi,” tutur Lucy.
Caranya, membentuk zona-zona baru terkonsentrasi bagi penyadaran orang tua agar tak melakukan kekerasan psikis dan fisik pada anak. Zona ini diberi label kampung ramah anak, yang jumlahnya sekarang sudah 135 kampung berbasis rukun tetangga (RT).
Pemerintah Kota Yogyakarta telah memiliki Peraturan Wali Kota Yogyakarta Nomor 34 Tahun 2015 tentang Rencana Aksi Daerah Pengembangan Kota Layak Anak 2015-2019. “Pengembangan kampung ramah anak oleh kader pemerintah akan dilakukan untuk semua RT di 45 kelurahan dan 14 kecamatan,” kata Lucy.
Adapun Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti menyatakan pemerintah terus bekerja sama dengan penegak hukum di wilayah sektor untuk memantau potensi kekerasan terhadap anak. “Kami meminta kekerasan pada anak dalam bentuk apa pun tidak dibiarkan, apalagi jika itu terjadi di kampung yang sudah ditetapkan sebagai kampung ramah anak,” ujar Haryadi.
Dia berjanji, secara bertahap, pihaknya akan memberikan ruang-ruang memadai bagi tumbuh-kembang anak di lingkungannya. “Seperti ruang terbuka hijau dan tempat bermain,” ucapnya.
PRIBADI WICAKSONO