TEMPO.CO, Malang - Sutiaji, Wakil Wali Kota Malang, Jawa Timur, mengungkap informasi adanya sebuah kampus di kota itu yang menjadi area bebas Tuhan. Sutiaji enggan menyebutkan kampus tersebut dan hanya menekankan perlunya pengawasan yang melibatkan unsur tokoh masyarakat dan agama setempat.
Sutiaji mengungkap itu dalam rapat koordinasi penanganan perkara tindak pidana terorisme di Balai Kota Malang, Selasa 25 Agustus 2015. Rapat koordinasi digelar Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama unsur Pengadilan, Kepolisian, Kejaksaan, dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT).
Menurut Sutiaji, Kota Malang dan sekitarnya menjadi perhatian dalam penanggulangan terorisme lantaran menjadi tempat persembunyian pelaku terorisme mulai Azhari, Noordin M Top dan pelaku teror yang tergabung dalam Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). "Terakhir terjadi bentrok narapidana terorisme di Lembaga Pemasyarakatan Lowokwaru," ujarnya.
Kelompok ekstrem kiri dan ekstrem kanan, katanya, tumbuh di Malang, termasuk yang diungkapnya tentang aea bebas Tuhan itu. Namun Sutiaji enggan menyebutkan identitas kampus tersebut. "Untuk itu dilakukan pengawasan melibatkan unsur tokoh masyarakat dan agama setempat," katanya.
Sebelumnya, Deputi Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan BNPT, Inspektur Jenderal Arif Darmawan, menerangkan, rapat koordinasi digelar untuk tujuan menyusun formula yang efektif dalam memberantas pelaku tindak pidana terorisme. Selain koordinasi, juga digelar pelatihan untuk penanggulangan terorisme dengan ancaman senjata kimia, biologi, radiologi dan nuklir.
Pelatihan dilakukan di dalam dan luar ruangan dan Kota Malang dianggap memiliki kesatuan tugas yang lengkap dalam latihan pemberantasan terorisme itu. Latihan luar ruangan rencananya diselenggarakan di Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh Malang, Rabu 26 Agustus 2015.
Selain di Kota Malang, koordinasi berlangsung di lima kota lainnya meliputi Pekanbaru, Samarinda, Pontianak, Padang, dan Jakarta.
EKO WIDIANTO