TEMPO.CO, Semarang - Masa kampanye pemilihan kepala daerah (pilkada) belum dimulai. Namun suara buruh terpecah dalam pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Semarang, yang pencoblosannya dilaksanakan pada 9 Desember mendatang.
Serikat dan kelompok buruh memiliki jagoan masing-masing. Dalam penelusuran Tempo, beberapa aktivis Serikat Pekerja Nasional (SPN) dan Gerakan Buruh Berjuang (Gerbang) mendukung Hendrar Prihadi-Hevearita Gunaryanti Rahayu yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai NasDem, dan Partai Demokrat.
Federasi Serikat Pekerja Indonesia (FSPI) mendukung Sigit Ibnugroho-Agus Sutyoso yang diusung Partai Gerakan Indonesia Raya, Partai Amanat Nasional, dan Partai Golongan Karya. Sedangkan Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) sudah mendeklarasikan dukungan kepada Soemarmo-Zuber Syafawi yang diusung Partai Keadilan Sejahtera-Partai Kebangkitan Bangsa.
Prabowo dari Gerakan Buruh Berjuang (Gerbang) menyatakan tidak ada masalah jika dukungan buruh terpecah. “Perbedaan pilihan tak ada masalah. Setiap serikat punya hak politik masing-masing,” ucap Prabowo kepada Tempo, Selasa, 25 Agustus 2015.
Namun Prabowo berharap gerakan buruh pada masa mendatang tetap solid. Para buruh, ujar dia, harus bisa menjadi pemilih yang cerdas.
Prabowo menilai calon yang didukungnya sudah terbukti membela buruh. “Yang lain baru janji, bahkan ada yang sudah ingkar janji.”
Adapun Ketua FSPI Suwardiyono menyatakan Semarang butuh figur baru, yakni Sigit Ibnugroho. “Pemimpin sebelumnya tidak bisa memecahkan masalah buruh,” tutur Suwardiyono dalam acara silaturahmi FSPI dengan Sigit Ibnugroho pada Ahad, 23 Agustus lalu.
Menurut FSPI, masalah buruh sangat banyak, mulai pemutusan hubungan kerja, upah rendah, hingga sistem kontrak yang tak adil.
ROFIUDDIN