Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah Sultan: Bertemu Roro Kidul di Parangkusumo? (4)

image-gnews
Lukisan Nyai Roro Kidul. (nyairorokidul.com)
Lukisan Nyai Roro Kidul. (nyairorokidul.com)
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Malam sebelum upacara labuhan ageng digelar, Sultan Hamengku Buwono IX bersama Mbah Maridjan-kuncen Gunung Merapi-mendatangi Raden Panewu Surakso Tarwono yang sedang bersemadi di Cepuri. Upacara labuh sesaji yang didakan delapan tahun sekali ini kerap dikaitkan dengan pemberian saji untuk Nyai Rara Kidul, "penguasa" pantai selatan.

Konon, petilasan di Pantai Parangkusumo, Bantul, Yogyakarta, yang menghadap persis ke laut selatan ini menjadi tempat bersua para raja Jawa dengan Nyai Roro Kidul. Pada malam bulan Oktober medio 1980-an itu, Sultan datang ke Cepuri mengenakan baju kebesaran raja lengkap dengan panunggul alias mahkota. Artinya, kedatangannya lebih dari sekadar menemui si juru kunci Parangkusumo.

Baca juga:

Sengit, Giliran Ahok Tantang Rizal: Bongkar Saja Rumah Saya! 
Siswa SD Ini Berani Tolak Mentah-mentah Sepeda Hadiah Jokowi

Sultan ingin "membangunkan" Surakso dari semadinya sekaligus memastikan satu hal: labuhan mendapat restu dari Ratu Kidul."Ngarso Dalem hanya datang sebentar dan pergi setelah memberi dawuh," ujar Ali Sutanto, anak Surakso, menirukan ucapan mendiang bapaknya.

Tak ada yang tahu ke mana tujuan Sultan setelah itu. "Menghilang begitu saja." Yang jelas, Surakso langsung menyiapkan penyambutan arak-arakan sesaji yang akan dibawa dari Keraton Yogyakarta ke Cepuri sebelum dilarung ke laut selatan.

Bagi raja-raja Jawa, labuhan bukan sembarang upacara. Ritual itu berakar jauh pada kepercayaan tentang apa yang terjadi pada masa lalu. Alkisah, setelah mengalahkan Arya Penangsang, Panembahan Senopati mendapatkan Alas Mentalok, hutan di tenggara Yogyakarta (sekarang daerah Banguntapan). Tapi hutan lebat itu dihuni banyak makhluk halus. Untuk mengusir mereka, ia pun meminta bantuan Nyai Roro Kidul, yang bersinggasana di laut selatan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baca juga:Calon Dokter Usia 14 Tahun di UGM: Dia Bisa Gagal Jika...

Mujarab. Para penunggu itu akhirnya dapat diusir. Imbalannya, pendiri Kerajaan Mataram Islam itu berjanji melabuhkan serangkaian sesaji ke laut selatan sebagai balasan untuk sang Ratu. Pakaian wanita Jawa lengkap, pakaian lama Sultan, belasan kain mori berbeda jenis, potongan rambut dan kuku raja, kembang setaman, kemenyan, minyak wangi, daun sirih, serta aneka buah-buahan dan jajanan pasar dilarung setiap tahun.

Sejak itu mitos ini terus-menerus dinarasikan hingga lambat-laun melekat pada setiap sosok raja yang bertakhta. Tak terkecuali Sultan HB IX.

TIM TEMPO

Selanjutnya Baca:
Kisah Sultan: Saat Bertemu Nyi Kidul pada Bulan Purnama (1)  
Kisah Sultan: Saksi Lihat Dia Masuk Laut Pakai Mobil (2)  
Kisah Sultan: Kisah Keris dan Bisikan Gaib Soal Belanda (3)  
Kisah Sultan: Kerata Tanpa Kusir Itu Seolah Ada Pengendali (5)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

2 hari lalu

Kampung Wisata Purbayan Kotagede Yogyakarta. Dok. Istimewa
Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.


Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

6 hari lalu

Prosesi Grebeg Syawal yang digelar Keraton Yogyakarta di Masjid Gedhe Kauman Kamis 11 April 2024. Dok.istimewa
Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

Tahun ini, tradisi Grebeg Syawal tidak lagi diperebutkan tapi dibagikan oleh pihak Keraton Yogyakarta. Bagaimana sejarah Grebeg Syawal?


Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

7 hari lalu

Prosesi Grebeg Syawal yang digelar Keraton Yogyakarta di Masjid Gedhe Kauman Kamis 11 April 2024. Dok.istimewa
Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

Keraton Yogyakarta kembali menggelar tradisi Grebeg Syawal dalam memperingati Idul Fitri 2024 ini, Kamis 11 April 2024.


Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

13 hari lalu

Alat Peraga Manual Pump di Kampung Kerajinan Taman Pintar Yogyakarta. (Dok. Istimewa)
Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.


78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

16 hari lalu

Gubernur Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X menyebar udik-udik bagian dari acara Kondur Gongso di Masjid Agung Gedhe, Yogyakarta, (23/1). Upacara Kondur Gongso merupakan upacara dalam menyambut Maulud Nabi. TEMPO/Subekti
78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

Hari ini kelahirannya, Sri Sultan Hamengkubuwono X tidak hanya sebagai figur penting dalam sejarah Yogyakarta, tetapi juga sebagai tokoh nasional yang dihormati.


Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

17 hari lalu

Karcis parkir yang diberi tempelan jasa titip helm di Kota Yogyakarta. (Dok: media sosial)
Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.


BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

37 hari lalu

Wisatawan mengunjungi objek wisata Pantai Parangkusumo di Bantul, DI Yogyakarta, Jumat 1 Januari 2021. Pascapenutupan kawasan wisata pantai selatan Yogyakarta pada malam pergantian tahun baru, pengunjung memadati kawasan tersebut untuk menghabiskan libur tahun baru meskipun kasus COVID-19 di Yogyakarta terus meningkat. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.


269 Tahun Yogyakarta Hadiningrat, Apa Isi Perjanjian Giyanti?

37 hari lalu

Prajurit Keraton Yogyakarta mengawal arak-arakan gunungan Grebeg Syawal di halaman Masjid Gede Kauman, Yogyakarta, 18 Juli 2015. Sebanyak enam buah gunungan diarak dalam acara ini. TEMPO/Pius Erlangga
269 Tahun Yogyakarta Hadiningrat, Apa Isi Perjanjian Giyanti?

Perjanjian Giyanti berkaitan dengan hari jadi Yogyakarta pada 13 Maret, tahun ini ke-269.


Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

38 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755


Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

38 hari lalu

Tarian Beksan Trunajaya membuka Pameran Abhimantrana, Upacara Adat Keraton Yogyakarta yang digelar 9 Maret hingga 25 Agustus 2024. (Dok. Istimewa)
Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

Keraton Yogyakarta selama ini masih intens menggelar upacara adat untuk mempertahankan tradisi kebudayaan Jawa.