TEMPO.CO, Purwokerto - Puluhan ribu penderes nira kelapa di Banyumas, Jawa Tengah, terancam tidak didaftarkan sebagai peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Program BPJS ini dianggap akan menguras anggaran pemerintah kabupaten ini.
"Banyak masukkan dari berbagai pihak yang mendorong supaya Pemerintah Kabupaten Banyumas menanggung jaminan sosial bagi para penderes. Tapi, setelah dikalkulasi skema penjaminan tersebut memberatkan anggaran," kata Wakil Bupati Banyumas, Budhi Setiawan, Kamis 20 Agustus 2015.
Budhi mengatakan, jika diasumsikan seorang penderes Rp 25 ribu, maka pemerintah kabupaten harus menyediakan Rp 100 ribu untuk satu keluarga penderes (rata-rata satu keluarga terdiri dari 4 jiwa). Jumlah penderes di Banyumas ada 26 ribu orang. "Kalau harus menanggung itu semua, membutuhkan dana Rp 12 miliar yang harus disetorkan ke BPJS. Jumlahnya besar sekali," katanya.
Supaya tetap melindungi penderes, Budhi mengatakan, Pemerintah Banyumas mengalokasikan dana hibah untuk penderes yang mengalami kecelakaan kerja. Bagi penderes yang terjatuh dari pohon kelapa, keluarganya akan menerima tali asih sebesar Rp 5 juta bagi yang meninggal dan Rp 10 juta bagi yang cacat fisik dan membuatnya tidak memungkinkan bekerja lagi.
Berdasarkan data yang ada, sepanjang 2014 lalu tercatat 74 penderes di Banyumas yang meninggal karena terjatuh dari pohon kelapa. Pada 2015 ini, Pemerintah Kabupaten Banyumas sudah mengalokasikan dana sekitar Rp 1,5 miliar yang ditujukan untuk klaim jaminan kecelakaan bagi penderes.
ARIS ANDRIANTO