Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Banyuwangi dan Bondowoso 'Bersaing' di Gunung Ijen  

image-gnews
Wisatawan di Gunung Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur. TEMPO/Arie Basuki
Wisatawan di Gunung Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur. TEMPO/Arie Basuki
Iklan

TEMPO.CO, Banyuwangi - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dan Bondowoso, Jawa Timur, kembali menggelar acara dengan mengangkat Gunung Ijen sebagai ikon pada waktu yang bersamaan. Setelah berimpitan ketika menggelar pertunjukan musik jazz pada tahun lalu, kali ini event Jazz Ijen Banyuwangi akan disamakan dengan agenda lomba lari Bondowoso.

Kedua mata acara itu akan digelar pada hari yang sama yakni Sabtu 22 Agustus 2015. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi akan menggelar Jazz Ijen di lereng Gunung Ijen, tepatnya di area perkebunan Tamansari, Desa Jambu, Kecamatan Licin. Sedang, Pemerintah Kabupaten Bondowoso menggelar lomba lari trail (trail run) tingkat Internasional.

Jazz Ijen bakal menghadirkan sejumlah musisi terkemuka, seperti Andre Hehanusa dan Kerispatih. Acara yang dihelat pukul 15.00-20.00 itu juga diramaikan oleh penampilan sejumlah kelompok musik lokal seperti LaL are Orkestra.

Di sisi lain, sudah terdaftar 500 peserta lomba lari trail (trail run) tingkat Internasional. Mereka berasal dari Indonesia ataupun dari luar negeri seperti Serbia, Ukraina, Inggris, Jerman, Selandia Baru, Perancis, Polandia, Malaysia, Belgia serta Etiopia.

Banyuwangi dan Bondowoso yang bertetangga itu memang masih memperebutkan kepemilikan atas gunung setinggi 2.368 meter di atas muka laut tersebut. Sengketa tapal batas yang muncul sejak 2006 tak kunjung mencapai titik temu dan kini masih dimediasi oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Namun, Pelaksana tugas Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, Muhammad Yanuar Bramuda, mengatakan, tanggal pelaksanaan event yang sama bukan bagian untuk mengklaim kepemilikan Gunung Ijen. Alasannya, Pemerintah Banyuwangi sudah menetapkan hari pelaksanaan sejak setahun lalu. "Kami tidak tahu Bondowoso membuat event apa,” kata dia, Kamis 20 Agustus.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bramuda menambahkan, saling klaim kepemilikan Gunung Ijen tidak penting bagi daerahnya. Asalkan, masyarakat di sekitar lereng gunung bisa menikmati manfaat dari setiap event yang digelar. Apalagi Banyuwangi dan Bondowoso memiliki jalan akses yang sama menuju gunung penghasil belerang itu. “Gunung Ijen itu punya Indonesia,” kata dia.

Kepala Bagian Pemerintahan Banyuwangi, Anacleto Da Silva, mengatakan, penyelesaian sengketa kepemilikan Gunung Ijen saat ini belum jelas. Pemerintah Banyuwangi masih menunggu Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk lanjutan mediasi penyelesaian bersama Pemerintah Bondowoso.

Kedua pemerintah kabupaten itu telah mengadu dokumen dan peta. Banyuwangi mengajukan enam peta era kolonial Belanda yang memasukkan Ijen secara keseluruhan sebagai bagian daerahnya. Peta tersebut yakni Besoeki Afdeling 1895, Idjen Hooglan 1920, Java Madura 1942, Java Resn Besoeki 1924, Java Resn Besoeki 1924 Blad XCIII C, dan Java Resn Besoeki 1925.

Sementara Bondowoso berpegang pada peta yang diterbitkan Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) tahun 2000. Dalam peta tersebut, kawah Gunung Ijen seluas 1.160 x 1.160 meter dari permukaan laut dibagi dua, masing-masing menjadi milik Banyuwangi dan Bondowoso.

IKA NINGTYAS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Digelar Tiga Hari, Festival Pecinan Banyuwangi Angkat Kuliner dan Kesenian Khas Tionghoa

56 hari lalu

Pecinan Street Food menyuguhkan beragam atraksi seni hingga aneka kuliner khas Tionghoa selama tiga hari sejak Jumat, 23-25 Februari 2024 di di Tempat Ibadah Tri Dharma Hoo Tong Bio, Kecamatan Banyuwangi. (Diskominfo Kabupaten Banyuwangi)
Digelar Tiga Hari, Festival Pecinan Banyuwangi Angkat Kuliner dan Kesenian Khas Tionghoa

Festival Pecinan yang digelar tiga hari, 23-25 Februari 2024, menunjukkan bagaimana keguyuban dan keramahan semua etnis yang ada di Banyuwangi.


Adhy Karyono Jadi Pj Gubernur Jawa Timur

16 Februari 2024

Adhy Karyono Jadi Pj Gubernur Jawa Timur

Adhy menggantikan Khofifah Indar Parawansa yang berakhir masa jabatannya pada 13 Februari 2024.


Kupas Tuntas Suku Osing, Penduduk Asli Banyuwangi

28 Desember 2023

Warga melintas di gapura Desa Adat Osing Kemiren, Banyuwangi, Jawa Timur. ANTARA/Budi Candra Setya
Kupas Tuntas Suku Osing, Penduduk Asli Banyuwangi

Dengan warisan tradisi, bahasa, seni, dan kepercayaan yang unik, Suku Osing di Banyuwangi membentuk identitas budaya yang kaya dan beragam.


Libur Nataru ke Mana? Deretan Rekomendasi 9 Wisata Pantai di Banyuwangi

27 Desember 2023

Pantai Grajagan, Banyuwangi. Banyuwangitourism.com
Libur Nataru ke Mana? Deretan Rekomendasi 9 Wisata Pantai di Banyuwangi

Destinasi pantai di Banyuwangi adalah surga yang tak boleh dilewatkan bagi pencinta alam dan petualangan. Simak daftar 9 destinasi wisata pantai itu.


Mengenal Desa Wisata Adat Osing Kemiren di Banyuwangi

27 Desember 2023

Warga melintas di gapura Desa Adat Osing Kemiren, Banyuwangi, Jawa Timur. ANTARA/Budi Candra Setya
Mengenal Desa Wisata Adat Osing Kemiren di Banyuwangi

Bagi para wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata, Kemiren, Banyuwangi, tersedia homestay yang siap digunakan sebagai tempat menginap.


Rekomendasi 11 Kuliner yang Wajib Anda Cicipi Saat Berada di Banyuwangi

27 Desember 2023

Kuliner Pecel Rawon resmi tercatat sebagai Pengetahuan Tradisional (PT) asli Bumi Blambangan, Kabupaten Banyuwangi. Foto: Diskominfo Pemkab Banyuwangi.
Rekomendasi 11 Kuliner yang Wajib Anda Cicipi Saat Berada di Banyuwangi

Di samping pesonanya yang menawan, kekayaan kuliner yang ditawarkan di Banyuwangi menghadirkan pengalaman rasa yang tak terlupakan.


Banyuwangi Raih Penghargaan Daerah Terinovasi dan Satyalencana Wira Karya

18 Desember 2023

Banyuwangi Raih Penghargaan Daerah Terinovasi dan Satyalencana Wira Karya

Menumbuhkan budaya inovasi yang terintegrasi dengan program masyarakat. Ada sekitar 270 inovasi berbasis digital ataupun non-digital.


Ini Letak Geografis dan Astronomis Indonesia Beserta Pengaruhnya

22 Oktober 2022

Pengunjung memotret peta Indonesia wilayah pengembangan strategis dalam pameran infrastruktur dan perumahan untuk rakyat di Parkir Selatan Istora Senayan, Jakarta, 28 November 2015. Pameran tersebut memperingati hari bakti Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Tempo/ Aditia Noviansyah
Ini Letak Geografis dan Astronomis Indonesia Beserta Pengaruhnya

Berikut letak geografis dan astronomis Indonesia serta pengaruhnya yang berdampak pada kondisi iklim, zona waktu sampai potensi bencana alam.


Pemprov Jatim Santuni Korban Meninggal Tragedi Kanjuruhan Rp 10 Juta

2 Oktober 2022

Tragedi Kanjuruhan terjadi akibat kerusuhan antara suporter usai pertandingan BRI Liga 1 antara Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang pada 1 Oktober 2022. Hingga saat ini, korban tewas telah mencapai 130 jiwa dan menjadikannya sebagai bencana sepak bola terbesar kedua di dunia. REUTERS
Pemprov Jatim Santuni Korban Meninggal Tragedi Kanjuruhan Rp 10 Juta

Gubernur Jawa Timur Khofifah mengatakan pemerintah akan bertanggung jawab atas biaya perawatan dan pengobatan korban Tragedi Kanjuruhan.


Festival Kucur, Cara Kabupaten Banyuwangi Kenalkan Jajanan Tradisional Mereka

27 Juli 2022

Kue kucur, kue tradisional Malang di Lapangan Rampal, Malang, pada Sabtu hingga Minggu, 1-2 September 2018. TEMPO/Francisca Christy Rosana
Festival Kucur, Cara Kabupaten Banyuwangi Kenalkan Jajanan Tradisional Mereka

Dalam Festival Kucur ini banyak kreasi dan ide unik untuk membuat beragam jenis kreasi kucur.