TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Bidang Operasional Badan SAR Nasional Heronimus Guru mengatakan tim evakuasi korban Trigana Air sedang mengupayakan pengangkutan jenazah melalui jalur darat. Proses evakuasi itu semakin sulit akibat medan yang berat. "Karena kondisi medan yang berat, satu jenazah rata-rata diangkat 8-10 orang," kata Heronimus, Rabu, 19 Agustus 2015.
Dari 54 jenazah, 12 sudah diangkut melalui jalur darat. Enam di antaranya, kata Hero, telah tiba di basecamp milik Dinas Pekerjaan Umum di Oksibil. Adapun enam lainnya masih dalam perjalanan. Jenazah tersebut diangkut dalam tiga gelombang. Lima jenazah lain siap diberangkatkan dari titik puing pesawat.
Lokasi jatuhnya pesawat Trigana Air berada di area pegunungan sekitar 4 kilometer dari Oksibil. Perjalanan mengangkut jenazah dari lokasi jatuhnya pesawat makan waktu 4,5 jam.
Evakuasi terpaksa dilakukan melalui darat karena jalur udara tak memungkinkan. Hero mengatakan cuaca buruk dengan jarak pandang hanya 2 meter membuat upaya pengangkutan jenazah dengan helikopter sulit dilakukan.
Pesawat Trigana Air IL-257 yang mengalami hilang kontak sejak Ahad, 16 Agustus 2015, membawa 49 penumpang yang terdiri atas 44 orang dewasa, 3 anak-anak, dan 2 bayi. Terdapat lima kru dalam pesawat Trigana Air IL-257, yaitu kapten pilot Hasanudin, kopilot Ariadin F., pramugari Ika N. dan Dita A., serta teknisi Mario. Pesawat ditemukan jatuh di area pegunungan tanpa ada korban selamat.
MOYANG KASIH DEWIMERDEKA