TEMPO.CO, Sentani - Tim pencarian pesawat Trigana Air yang hilang kontak sejak Ahad, 16 Agustus 2015 kemarin, melihat adanya kepulan asap di sekitar lokasi temuan puing-puing di daerah Oksok, Kabupaten Oksibil, Papua. “Masih ada kepulan asap yang tak terlalu besar, diduga berasal dari pesawat yang terbakar,” kata Kepala Badan SAR Nasional, Marsekal Madya FHB Soelistyo dalam jumpa pers di Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Senin 17 Agustus 2015, sore.
Soelistyo mengatakan seorang pilot yang ikut mencari melaporkan pesawat Trigana Air Service jenis ATR 42 PK YRN nomor penerbangan IL 267 tak hanya jatuh di satu titik. Ia menduga pesawat berada di lereng bukit di daerah Oksok pada kemiringan 45 derajat. Di sekitar lokasi tim pencari menemukan puing-puing pesawat. Pohon-pohon tampak terbakar.
"Kami telah berkoordinasi langsung dengan tiga pilot yang hari ini mencari, salah satunya Kapten Erick sebagai salah satu pilot Association Mission Aviation (AMA)," kata dia. "Luas lokasinya sekitar radius 20 meter X 100 meter," kata Soelistyo.
Dari gambar laporan di lapangan, bukit tempat serpihan pesawat diduga tak terlalu terjal. Bukit itu berada pada ketinggian 8300-8500 kaki atau hampir 3000 meter ke atas. "Lokasi hutan jatuhnya pesawat masih asli dan belum pernah dijamah manusia," dia menjelaskan.
Soelistyo mengatakan, sekitar 98 persen pencarian pada hari ini di koordinat yang tepat. "Lokasi point of impact dari pesawat yang kami cari dan kami tinggal menunggu dua persennya lagi untuk tim rescue dari unsur udara dan darat bisa datang ke lokasi itu memastikan evakuasi.”
CUNDING LEVI