TEMPO.CO, Jayapura - Pesawat Trigana Air Service jenis ATR 42 PK YRN dengan nomor penerbangan IL 267 yang jatuh di Distrik Okbape di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua pada pukul 14.55 WIT, Minggu sore, 16 Agustus 2015, tak hanya membawa 54 orang penumpang. Tapi juga membawa uang sebesar Rp 6,5 milyar.
Uang sebesar Rp 6,5 milyar ini merupakan dana program simpanan keluarga sejahtera (PSKS) yang rencananya akan disalurkan Kantor Pos Jayapura buat masyarakat miskin yang ada di wilayah Kabupaten Pegunungan Bintang. "Ada empat pegawai kami yang mengawal dana itu," kata Kepala Kantor Pos Jayapura, Papua, Haryono, Minggu malam 16 Agustus 2015.
Haryono menjelaskan, dana PSKS sebesar Rp 6,5 milyar merupakan bantuan sosial dari Kementerian Sosial disimpang di dalam empat tas yang dibawa keempat petugas Kantor Pos Jayapura yang ikut dalam korban pesawat Trigana yang jatuh itu, yakni Yustinus Hurulean, MN Aragay, Agustinus Luarmase, dan Teguh.
"Tapi Pak Teguh ini di dalam manifes Trigana memakai nama Dewa Putu Raka. Sebab menjelang keberangkatan Pak Dewa membatalkan penerbangannya, sehingga digantikan pegawai kami bernama Teguh. Saat ini kami masih terus berkoordinasi dengan petugas Trigana dan pihak keamanan permasalahan ini untuk tindaklanjutnya," kata Haryono.
Pesawat Trigana diduga jatuh di Distrik Okbape, Kabupaten Pegunungan Bintang yang berjarak sekitar 13 mil dari Bandara Oksibil, Oksibil ibukota Kabupaten Pegunungan Bintang. Diduga pesawat menabrak Gunung Tangok dan saat ini tim gabungan SAR dan TNI/Polri terus melakukan pencarian ke arah lokasi itu.
CUNDING LEVI