Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pendaki Celaka, Upacara 17 Agustus di Puncak Semeru Dilarang

Editor

Febriyan

image-gnews
Pemandangan puncak Gunung Semeru dilihat dari posko Kalimati, 12 Mei 2015. Kalimati juga merupakan tempat para pendaki mendirikan tenda untuk bermalam menghilangkan lelah sejenak sebelum menuju puncak. TEMPO/Nur Septia Wilda
Pemandangan puncak Gunung Semeru dilihat dari posko Kalimati, 12 Mei 2015. Kalimati juga merupakan tempat para pendaki mendirikan tenda untuk bermalam menghilangkan lelah sejenak sebelum menuju puncak. TEMPO/Nur Septia Wilda
Iklan

TEMPO.CO, Malang- Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) melarang seluruh pendaki untuk mengadakan upacara bendera memperingati ulang tahun ke-70 Republik Indonesia pada 17 Agustus 2015 nanti. Larangan berupacara bendera di Hari Kemerdekaan tersebut berlaku di semua rute pendakian, mulai dari Kantor Resor Ranupani sampai Mahameru, nama puncak Gunung Semeru.

Semua pendaki yang masih berada di jalur-jalur pendakian diminta segera turun ke Ranupani, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang. “Kalau mengadakan upacara 17 Agustus di halaman Kantor Resor Ranupani dan sekitarnya silakan saja,” kata Kepala Balai Besar TNBTS Ayu Dewi Utari, Kamis pagi, 13 Agustus 2015.

Menurut Ayu, larangan muncul setelah lima pendaki mengalami kecelakaan sepanjang Juli hingga Agustus ini. Bahkan, Ayu merinci, empat pendaki mengalami kecelakaan dalam tempo kurang dari sepekan di bulan  ini.Dari empat korban itu, satu orang dinyatakan tewas, dua orang luka-luka dan satu lainnya masih hilang.

Seorang pendaki yang tewas bernama Dania Agustina Rahman, 19 tahun. Perempuan kelahiran Sukabumi, 7 Agustus 1996, ini beralamat di Jalan Arif Rahman Hakim, Komplek Perbata Nomor 4, RT 04/RW 04 Kelurahan Benteng, Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi, Jawa Barat.

Sementara dua pendaki yang terluka berjenis kelamin pria dan wanita. Yang pria bernama Muhammad Rendika, pelajar berusia 20 tahun dan beralamat di Jalan Penguin VII/157 Desa Kenanga Baru, Kecamatan Percut Seituan, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara. Rendika mengalami patah kaki kiri. Satu pendaki perempuan lainnya yang  belum diketahui identitasnya mengalami patah tangan.

Dania, Rendika, dan pendaki perempuan anonim itu mengalami kecelakaan saat menapaki jalur berpasir di punggung Gunung Semeru pada Rabu, 12 Agustus, sekitar pukul 05.30 WIB. Namun, jelang 200 meter dari puncak, sebuah batu berdiameter 80 sentimeter menggelinding dan mengenai mereka yang dalam posisi terpisah. Dania dievakuasi dalam kondisi meninggal, dengan luka di bahu kiri dan belakang telinga.

Sementara pendaki yang hilang bernama Daniel Saroha, 31 tahun, penduduk RT 02/RW 01 Kampung Bojong Jengkol, Desa Cilebut Barat, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Daniel mendaki bersama rombongan berisi 21 orang pada Senin dinihari, 10 Agustus. Mereka turun dari puncak menjelang siang, Selasa, 11 Agustus. Daniel masih terlihat oleh kawan-kawannya pada pukul 11.00 WIB di batas vegetasi terakhir yang berbatasan dengan Pos Arcopodo, basecamp kesembilan dari sepuluh rute pendakian Gunung Semeru.

Daniel belum berhasil ditemukan dalam pencarian pada Selasa dan Rabu kemarin. Pencarian dilanjutkan Kamis pagi tadi dengan melibatkan sekitar 200 personel, antara lain dari SAR Lumajang dan Badan SAR Nasional.

Selain alasan tersebut, Ayu menegaskan, sebenarnya kegiatan pendakian ke Semeru untuk tujuan apa pun, termasuk mengadakan upacara memperingati Hari Kemerdekaan 17 Agustus, dilarang demi alasan keselamatan. Pelarangan disesuaikan dengan rekomendasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung karena gunung api tertinggi di Pulau Jawa tersebut berstatus Level II atau Waspada sehingga bisa membahayakan pendaki.

Pendakian dibatasi hingga Pos Kalimati, pos kedelapan dari sepuluh rute pendakian. Upacara bendera 17 Agustus pun hanya boleh diadakan di Kalimati, juga di Ranupani dan Ranu Kumbolo.

ABDI PURMONO

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Longsor dan Banjir di Wilayah Gunung Semeru: 3 Tewas, 17 Jembatan Rusak, Akses Lumajang-Malang Terputus

2 jam lalu

Sejumlah warga melihat Jembatan Gondoruso di Kecamatan Pasirian yang terputus akibat banjir lahar dingin Gunung Semeru pada Jumat (19/4/2024). (ANTARA/VJ Hamka Agung Balya)
Longsor dan Banjir di Wilayah Gunung Semeru: 3 Tewas, 17 Jembatan Rusak, Akses Lumajang-Malang Terputus

Bencana banjir dan longsor yang dipicu intensitas hujan yang tinggi di wilayah Gunung Semeru menimbulkan korban jiwa dan merusak sejumlah fasilitas


Setidaknya 11 Jembatan di Lumajang Rusak Akibat Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru

5 jam lalu

Pemerintah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Jumat (19/4), menetapkan masa tanggap darurat bencana hingga 2 Mei mengacu pada potensi cuaca buruk di kawasan lereng Gunung Semeru.
Setidaknya 11 Jembatan di Lumajang Rusak Akibat Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru

Setidaknya ada 11 jembatan di Lumajang yang dilaporkan rusak akibat banjir lahar dingin Gunung Semeru.


3 Orang Meninggal Akibat Longsor dan Lahar Dingin di Kawasan Gunung Semeru

5 jam lalu

Sejumlah warga melihat Jembatan Gondoruso di Kecamatan Pasirian yang terputus akibat banjir lahar dingin Gunung Semeru pada Jumat (19/4/2024). (ANTARA/VJ Hamka Agung Balya)
3 Orang Meninggal Akibat Longsor dan Lahar Dingin di Kawasan Gunung Semeru

Satu warga meninggal akibat tertimbun material longsor dan dua warga meninggal akibat terbawa arus lahar dingin Gunung Semeru


Selain Erupsi Gunung Ruang, Aktivitas Lewotobi Laki-laki sampai Semeru dan Gamalama Sedang Naik

18 jam lalu

Visual Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, NTT, Kamis (18/4/2024). (ANTARA/HO-Badan Geologi)
Selain Erupsi Gunung Ruang, Aktivitas Lewotobi Laki-laki sampai Semeru dan Gamalama Sedang Naik

Aktivitas gunung berapi tidak hanya terjadi pada Gunung Ruang , tapi juga Lewotobi Laki-laki sampai Gamalama dan Semeru.


Jembatan yang Dilintasi Mendadak Putus, Pasutri di Lumajang Tewas Terseret Lahar Dingin Gunung Semeru

21 jam lalu

Tangkapan layar - Sejumlah dump truck terjebak banjir lahar dingin Gunung Semeru di DAS Regoyo, Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, Minggu 3 Maret 2024. (ANTARA/HO-BPBD Lumajang)
Jembatan yang Dilintasi Mendadak Putus, Pasutri di Lumajang Tewas Terseret Lahar Dingin Gunung Semeru

Sepasang suami-istri menjadi korban lahar dingin Gunung Semeru. Mereka jatuh ke sungai saat jembatan yang mereka lintasi terputus.


Sungai Meluap Akibat Lahar Dingin Gunung Semeru, 32 Keluarga di Lumajang Mengungsi

1 hari lalu

Tangkapan layar - Sejumlah dump truck terjebak banjir lahar dingin Gunung Semeru di DAS Regoyo, Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, Minggu 3 Maret 2024. (ANTARA/HO-BPBD Lumajang)
Sungai Meluap Akibat Lahar Dingin Gunung Semeru, 32 Keluarga di Lumajang Mengungsi

Lahar dingin dari Gunung Semeru meningkatkan debot air daerah Sungai Regoyo di Lumajang. Warga sekitar mengungsi mandiri.


Warga Lumajang Evakuasi Mandiri Pasca Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru

1 hari lalu

Banjir lahar dingin Gunung Semeru yang mengalami peningkatan debit airnya akibat hujan deras yang mengguyur puncak Gunung Semeru, Jumat, 7 Juli 2023. ANTARA/HO-Diskominfo Lumajang
Warga Lumajang Evakuasi Mandiri Pasca Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru

Banjir lahar dingin itu menyebabkan debit air Daerah Aliran Sungai (DAS) Regoyo meluap hingga merendam permukiman warga pada Kamis, pukul 19.30 WIB.


Aktivitas Gunung Semeru Semakin Intens, Warga Diminta Waspadai Awan Panas, Guguran Lava dan Lahar

3 hari lalu

Gunung Semeru erupsi terpantau dari CCTV pada Sabtu, 23 Maret 2024, pukul 23.00 WIB. (ANTARA/HO-PVMBG)
Aktivitas Gunung Semeru Semakin Intens, Warga Diminta Waspadai Awan Panas, Guguran Lava dan Lahar

Badan Geologi masih mempertahankan status aktivitas Gunung Semeru berada di Level III atau Siaga dengan penambahan rekomendasi.


Letusan dan Awan Panas Gunung Semeru Terus Meningkat Sejak 2021, Ini Penjelasan Badan Geologi

3 hari lalu

Asap vulkanis yang keluar dari kawah Gunung Semeru terlihat dari Desa Supiturang, Lumajang, Jawa Timur, Jumat 16 Februari 2024. Bedasarkan data Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pada periode pengamatan Jumat (16/2) pukul 06.00-12.00 WIB Gunung Semeru mengeluarkan material vulkanik dengan 19 kali gempa letusan atau erupsi amplitudo 10-22mm selama 83-130 detik, 7 kali gempa Awan Panas Guguran (APG) amplitudo 3-8mm selama 39-51detik. ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya
Letusan dan Awan Panas Gunung Semeru Terus Meningkat Sejak 2021, Ini Penjelasan Badan Geologi

Aktivitas vulkanik Gunung Semeru terus meningkat selama empat tahun terakhir. Badan Geologi menjelaskan sejumlah gejalanya.


Sambut Lebaran, Sebanyak 3,5 Ton Sampah Gunung Bromo Dibersihkan

12 hari lalu

Tiga orang sukarelawan sedang mengangkut sampah ke mobil pikap di Blok Jemplang, Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jumat, 5 April 2024. TEMPO/Abdi Purmono
Sambut Lebaran, Sebanyak 3,5 Ton Sampah Gunung Bromo Dibersihkan

Sekitar 85 persen volume sampah yang diangkut dari Gunung Bromo berasal dari area Tengger Laut Pasir dan Penanjakan.