TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah kalangan menilai kinerja Kabinet Kerja pemerintah Joko Widodo-Jusuf Kalla satu semester ini tidak memuaskan. Ponten merah disematkan kepada para menteri yang kinerjanya tak kinclong serta kerap membuat kontroversi.
Nama-nama itu menjadi "sasaran tembak" untuk dicoret dari kabinet. Namun sejumlah sumber di Istana Kepresidenan menyebut mereka selamat dari reshuffle kabinet yang akan diumumkan Presiden Jokowi, Rabu siang ini, 12 Agustus 2015.
Berikut nama-nama menteri yang dilaporkan selamat dari bersih-bersih Jokowi:
1. Puan Maharani, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
Hasil riset lembaga survei Cyrus Network yang dilansir Desember 2014 menyebut kinerja Puan kurang memuaskan masyarakat. Cyrus mencatat opini masyarakat yang menilai kinerja mantan Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan itu rendah. Puan dianggap tak berkualitas oleh 12,6 persen responden.
Hanya 10,9 persen masyarakat yang menganggap Puan berkinerja baik, sementara 76,4 persen lainnya tidak tahu sosok dan kinerja putri Megawati Soekarnoputri itu. Sejumlah pengamat politik mengusulkan ke Presiden Jokowi agar mencopot Puan.
2. Rini Soemarno, Menteri Badan usaha Milik Negara
Rini disorot terutama oleh partai koalisi pendukung Presiden Joko Widodo terkait dengan kebijakannya yang membuat nilai saham sejumlah BUMN terus turun. Ia juga dikritik karena banyak menempatkan orang-orang yang tidak pas sebagai komisaris BUMN.
3. Bambang Brodjonegoro, Menteri Keuangan
Mantan Wakil Menteri Keuangan ini disorot, terutama oleh partai pendukung pemerintah, lantaran meloloskan tambahan uang muka pembelian kendaraan dinas untuk pejabat negara dari Rp 116 juta menjadi Rp 210 juta. Setelah mendapat kritik, Jokowi akhirnya mencabut perpres tambahan uang muka itu.
4. Yasonna Laoly, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Politikus PDI Perjuangan ini disorot, terutama oleh partai koalisi pendukung Prabowo, karena ia menerbitkan keputusan pengesahan kepengurusan Golkar kubu Agung Laksono dan PPP kubu Romahurmuziy. Yasonna juga dikritik karena belum bisa membenahi lembaga pemasyarakatan.
5. Imam Nahrawi, Menteri Pemuda dan Olahraga
Politikus Partai Kebangkitan Bangsa ini disorot setelah mengeluarkan keputusan kontroversial, yakni membekukan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia. Banyak yang mendukung keputusannya, tak sedikit pula yang mengecam. Wakil Presiden Jusuf Kalla pernah mengingatkan agar pemerintah tak campur tangan dalam urusan sepak bola.
ANTON APRIANTO | ANANDA TERESIA
Baca juga:
RESHUFFLE KABINET: Pram Masuk, Tapi Mega Gagal Gusur Rini?
Evan Dimas di Spanyol: Klub Promosi Divisi II, Ini Rapornya