TEMPO.CO, Yogyakarta - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X melantik Gatot Saptadi selaku pelaksana tugas Bupati Sleman di Bangsal Kepatihan, kompleks kantor Gubernur DIY, Senin, 10 Agustus 2015. Pelantikan Gatot dilakukan karena Bupati Sleman Sri Purnomo dan Wakil Bupati Sleman Yuni Satia Rahayu mencalonkan diri dalam pemilihan bupati wilayah ini pada Desember 2015.
Sultan memilih Gatot, yang sebelumnya menjabat Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, karena punya alasan khusus. Menurut Sultan, selama menjadi Kepala BPBD, Gatot akrab dengan kejadian bencana alam. Di wilayah Sleman terdapat Gunung Merapi, yang merupakan gunung berapi aktif yang secara berkala mengalami erupsi. “Penjabat yang bersangkutan mestinya familiar dengan wilayah-wilayah terdampak,” katanya.
Sleman, yang kerap dihujani abu vulkanik dari Gunung Merapi, juga merupakan lumbung beras di DIY. Maka Sultan, yang sudah mengganti namanya menjadi Sultan Hamengku Bawono X, berpesan kepada Gatot agar Sleman tetap menjadi lumbung padi DIY meski terjadi kemarau panjang dan dimungkinkan terkena dampak El Nino.
Menurut Sultan, salah satu upaya yang harus dilakukan Gatot adalah menyiapkan contingency plan untuk menyiasati kekeringan, sehingga gagal panen 300 hektare lahan pertanian yang menimpa Sleman pada 2009 tidak terulang. “Pilihlah jenis tanaman yang cocok (dengan musim kemarau). Dan siapkan irigasinya,” katanya.
Adapun Gatot Saptadi menyatakan kewenangannya sebagai pelaksana tugas bupati terbatas. Dia dilarang memutasikan pegawai serta membatalkan perizinan, meski sejumlah perizinan, khususnya penambangan di kawasan Gunung Merapi, ditengarai banyak yang bermasalah. “Biar nanti yang definitif yang punya legitimasi untuk melakukan,” kata Gatot seusai pelantikan.
PITO AGUSTIN RUDIANA