TEMPO.CO, Surabaya - Haries Purwoko menjelaskan mengapa tiba-tiba raib menjelang pendaftaran pasangan calon Wali Kota Surabaya. Pasangan Dhimam Abror yang berlaga menantang Tri Rismaharini, calon inkumben yang diajukan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, tersebut memastikan mundur dari gelanggang sebelum bertarung. "Saya pastikan mengundurkan diri dari pencalonan sebagai Wakil Wali Kota Surabaya," kata Haries kepada wartawan, Senin, 3 Agustus 2015.
Haries membantah pengunduran dirinya itu karena selalu dianggap sebagai pasangan calon boneka dalam pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya. Haries mengaku ditelepon ibunya, juga keluarganya, karena isu itu. Sang ibu, ucap Haries, langsung memintanya mengundurkan diri. "Saya ditelepon Ibu dan diminta mundur. Jadi saya pastikan tidak ada alasan lain," ujar Ketua Pemuda Pancasila Surabaya ini. (Baca: Pilkada Surabaya, Penantang Risma Kabur Saat Mendaftar)
Bahkan, apabila diperintahkan Ketua DPD Partai Demokrat Soekarwo kembali ke KPU untuk melengkapi persyaratannya, ia pastikan tidak akan menurutinya, karena hal ini demi harga dirinya. Namun Haries memastikan, pada 2017 atau masa pilkada serentak mendatang, dia akan mendaftarkan diri maju sebagai wali kota atau wakil wali kota. "Terima kasih, ya, teman-teman atas dukungannya," tuturnya.
Sebetulnya, pasangan Dhimam Abror-Haries Purwoko sudah resmi mendaftarkan diri ke KPU setempat jelang detik akhir masa perpanjangan pendaftaran. Bahkan mereka juga diiringi partai pendukung dan relawannya untuk mendaftarkan diri. Mereka pun disambut dengan hadrah oleh pendukungnya.
Namun, setelah proses verifikasi yang dilakukan oleh KPU, secara tiba-tiba, Haries menerima telepon dan langsung meninggalkan ruang pendaftaran dan tidak kembali lagi hingga saat ini. Jadi, apabila di Surabaya hanya ada satu pasangan calon, yakni pasangan Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana, pilkada di kota itu tidak dapat digelar dan ditunda hingga 2017.
MOHAMMAD SYARRAFAH