TEMPO.CO, Jombang - Di tengah perseteruan kiai-kiai besar untuk memperebutkan posisi Ketua Umum PBNU, seorang kiai muda dari Kabupaten Jember, Jawa Timur, tampil mencalonkan diri. Dia mengaku didukung para kiai pengasuh pondok yang selama ini tak diakomodasi para calon yang ada saat ini.
Kiai Muhammad Idrus Ramli asal Kecamatan Kencong, Kabupaten Jember, ini mengumumkan pencalonannya sebagai ketua umum PBNU, Senin siang, 3 Agustus 2015. Rais Syuriah PCNU Jember ini mengaku dicalonkan para kiai di antaranya dari wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, Aceh, dan cabang istimewa di luar negeri.
Baca Juga:
"Pencalonan ini serius dan saya bukan calon boneka," katanya, Senin, 3 Agustus 2015. Dia mengaku pencalonannya mulai dibahas para kiai sejak tiga bulan lalu.
Gus Idrus menilai arah pergerakan NU saat ini sudah melenceng jauh dari khitah organisasi Islam. NU disebutnya telah menjadi arena politik dan tak lagi memikirkan dakwah. Atas dasar alasan itu dia berharap bisa mengembalikan NU dan membersihkannya dari kepentingan politik.
Gus Idrus juga menyatakan penolakannya terhadap konsep Islam Nusantara. Menurut dia konsep itu justru mengebiri peran dakwah NU menjadi sangat lokal. Pemikiran ini pula yang membuatnya curiga adanya oknum berbaju NU yang ingin merusak organisasi dari dalam.
Situasi muktamar yang memanas turut membuatnya prihatin mengingat Jombang sebagai tempat pelaksanaan muktamar adalah kampung pendiri NU. Polemik yang sempat terjadi tentang mekanisme pemilihan tak langsung (ahwa) juga dianggapnya menunjukkan jika syahwat para kandidat atas kekuasaan sangat besar.
Belum lagi adanya saling tuding terjadinya politik uang dan juga intimidasi di antara kubu-kubu kiai besar itu. "Ini harus diakhiri," katanya.
HARI TRI WASONO