TEMPO.CO, Jakarta - Calon anggota Komisi Yudisial (KY) inkumben, Suparman Marzuki, mengaku pantang menyerah untuk ikut kembali dalam seleksi anggota KY di sesi wawancara. "Pokoknya maju terus nothing to lose," katanya menjelang mengikuti seleksi wawacara di kantor Sekretariat Negara, 3 Agustus 2015.
Ia mengatakan akan terus maju karena merasa tidak ada halangan yang berarti. Ia pun tidak takut atas status hukumnya sebagai tersangka dalam kasus hakim Sarpin. "Saya merasa tahu mana yang benar. Publik dan media juga pasti tahu. Lagi pula secara norma saya masih bisa maju," katanya.
Ketua Panitia Seleksi KY Harkristuti Harkrisnowo pun tidak merasa menjadi masalah dengan pencalonan Suparman kembali sebagai anggota KY. "Kami akan terus ikuti proses hukumnya, tapi dia bisa tetap ikut seleksi," kata Harkristuti.
Suparman mengaku tidak memiliki persiapan khusus menjelang gilirannya diinterogasi oleh Tim Pansel. "Semoga saya bisa jawab deh," katanya tidak punya ide kira-kira apa yang bakal ditanyakan kepadanya di hadapan tujuh orang Pansel itu. (Lihat Video Anggota KY Jadi Tersangka Lembaga Negara Lainnya Berpotensi-Dikriminalkan)
Ada 18 calon anggota KY yang mengikuti tahap wawancara dan tes kesehatan pada Senin dan Selasa, 3-4 Agustus 2015. Nomor urut 1-9 mengikuti tes kesehatan di RSPAD Gatot Subroto pada Senin dan mereka akan mengikuti seleksi wawancara pada Selasa. Nomor urut 10-18 akan mengikuti seleksi wawancara pada Senin dan akan melakukan tes kesehatan pada Selasa.
Kesembilan peserta yang mengikuti tes wawancara pada Senin adalah Otong Rosadi, Sarman Mulyana, Soemarno, Sudjito, Sukma Violetta, Sumartoyo, Suparman Marzuki, Totok Wintarto, dan Wiwiek Awiati.
Mereka ditanyakan oleh tujuh orang Pansel, yaitu Harkristuti Harkrisnowo, Maruarar Siahaan, Topo Santoso, Mustafa Abdullah, Yuliandri, Ahmad Fikri Assegaf, dan Asep Rahmat Fadjar.
Hingga pukul 12.30, baru ada empat calon KY yang mengikuti seleksi wawancara. Tiap calon anggota diberikan durasi waktu selama satu jam untuk dimintai keterangan oleh Tim Pansel.
MITRA TARIGAN