TEMPO.CO, Bekasi - Pelajar Sekolah Menengah Pertama Flora, Kelurahan Kaliabang Tengah, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi, Evan Christoper Situmorang, 12 tahun, meninggal dunia. Korban diduga mengalami gangguan kesehatan setelah mengikuti kegiatan masa orientasi siswa di sekolah tersebut yang dianggap cukup berat.
"Setelah mengikuti MOS, dia (Evan) mengeluh sakit," kata orang tua Evan, Jossey Situmorang, 42 tahun, di rumahnya, Perumahan Pondok Ungu Permai, RT 04 RW 30, Desa Bahagia, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Ahad, 2 Agustus 2015. Ia berujar, Evan mengalami pembengkakan di bagian kaki, bahkan sampai membiru.
Menurut dia, kaki Evan bengkak setelah berjalan kaki sekitar 4 kilometer dari sekolahnya hingga stasiun pengisian bahan bakar umum yang ditentukan panitia MOS pada Kamis, 9 Juli lalu. "Dalihnya, untuk memperdalam ilmu cinta lingkungan," ucap Jossey. Melihat kondisi kesehatan anaknya kurang baik, istrinya, Ratna, memijat betis dan kaki Evan.
Pada esok harinya, Evan kembali masuk ke sekolah. Di sekolahnya itu, Evan ikut bermain futsal, karena olahraga tersebut ialah kegemarannya. Namun, karena kondisinya kurang sehat, Evan terjatuh. "Waktu pulang, dia dibawa ke pengobatan tradisional," tuturnya.
Sayangnya, kondisi kesehatannya kian menurun, hingga akhirnya dibawa ke puskemas di Kecamatan Medansatria. Di puskesmas itu, dokter menyatakan Evan mengalami dehidrasi dan keletihan sehingga butuh banyak istirahat. "Dokter juga memberi obat dan vitamin untuk Evan," kata Jossey.
Selang dua pekan kemudian, kondisi kesehatan Evan belum ada perubahan. Meski demikian, Evan tetap mengikuti kegiatan belajar-mengajar (KBM) pada hari pertama masuk sekolah, Senin 27 Juli 2015. Lantaran kesehatannya belum juga membaik, Evan kembali terjatuh di sekolah pada hari kedua. "Kami menjemputnya ke sekolah," ucap Jossey.
Saat Evan dibawa ke rumah sakit, ia mengaku kaget saat dokter menyatakan anaknya itu menderita penyakit asam urat. Padahal, sejak kecil, anak pertamanya tersebut tak mempunyai riwayat penyakit. Kondisi kesehatan Evan kian menurun. Bahkan, pada Kamis siang lalu, dia mengalami kejang. Evan pun dilarikan ke Rumah Sakit Ibu dan Anak Sayang Bunda.
Lantaran peralatan di rumah sakit tersebut tak lengkap, Evan dirujuk ke RS Cipta Harapan Indah. Sayangnya, setiba di rumah sakit itu, nyawa Evan tak tertolong. Dokter menyatakan Evan meninggal dalam perjalanan. Jenazah Evan kini sudah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Perwira pada Sabtu, 1 Agustus 2015.
Jossey meyakini bahwa meninggalnya Evan bermula dari kegiatan di sekolah, meskipun ada indikasi lain. Keluarga yakin Evan sakit setelah berjalan sekitar 4 kilometer. Meski begitu, ujar dia, keluarga tak menuntut pihak sekolah. "Kami hanya ingin Kementerian Pendidikan menghilangkan kegiatan MOS," tutur Jossey.
ADI WARSONO