TEMPO.CO, Makassar - Koordinator Kaukus Muda Muhammadiyah, Bachtiar Kurniawan, meminta para peserta Muktamar Muhammadiyah untuk lebih selektif memilih pengganti Din Syamsuddin untuk memimpin Muhammadiyah. Pasalnya, tantangan dakwah organisasi Islam terbesar ini ke depan akan terasa lebih berat.
Menurut Bachtiar, masalah kemiskinan-kesenjangan kesejahteraan, toleransi, hubungan antarpenganut agama, dan radikalisme merupakan sebagian tantangan Muhammadiyah di abad kedua. "Dibutuhkan figur-figur yang tangguh untuk memimpin Muhammadiyah," kata Bachtiar di Makassar, Minggu, 2 Agustus 2015.
Di samping itu, Bachtiar menambahkan, kehidupan politik yang belum beranjak dari praktek-praktek kumuh korupsi dan penegakan hukum yang carut-marut menjadi pelengkap permasalahan bangsa yang menjadi pekerjaan rumah Muhammadiyah.
Muhammadiyah juga dituntut untuk bisa berkiprah lebih jauh dalam persoalan kemanusiaan global, yang semakin menantang dan menunggu kiprah Muhammadiyah. Menurut Bachtiar, ada sejumlah kriteria figur yang sesuai untuk menjawab tantangan Muhammadiyah ke depan. Salah satunya adalah ulama.
Mengingat Muhammadiyah merupakan organisasi Islam, sosok yang sangat mengerti dan paham keislaman secara mendalam menjadi penting bahkan harus dalam memimpin organisasi ini. "Sosok selanjutnya adalah intelektual yang bisa membaca arah perkembangan zaman secara tanggap," kata Bachtiar.
Selain itu, dibutuhkan juga sosok komunikator yang baik dalam menjalin hubungan khususnya dalam konteks politik dan negara. Bachtiar mengatakan, Muhammadiyah sering terseret dan gagap pada wilayah ini. "Yang sedikit banyak merugikan Muhammadiyah," ujar dia.
Sosok organisator dengan kemampuan manajerial juga sangat penting. Pimpinan Pusat Muhammadiyah butuh sosok yang sudah teruji untuk membawa gerbong organisasi dan amal usaha yang lebih maju. Selain, dibutuhkan sosok ideolog yang mampu membentengi Muhammadiyah dari susupan ideologi yang merusak bangunan ideologi Muhammadiyah.
"Dan yang tidak kalah penting adalah sosok pekerja. Tipe terakhir inilah yang perlu diperbanyak karena Muhammadiyah adalah organisasi amal yang tidak berhenti pada ide dan wacana," ucap Bachtiar. Adapun Din tidak dapat mencalonkan diri lagi menjadi ketua umum lantaran sudah menjabat dua periode.
Pembukaan Muktamar Muhammadiyah ke-47 rencananya dibuka Presiden Joko Widodo di Lapangan Karebosi. Sidang Tanwir Muhammadiyah yang digelar Sabtu, 1 Agustus 2015, telah mengerucutkan nama calon tetap formatur PP Muhammadiyah menjadi 39 nama. Selanjutnya, 39 nama ini akan dipilih peserta muktamar yang dimulai Senin, 3 Agustus 2015.
AWANG DARMAWAN