TEMPO.CO, Bekasi - Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bekasi Dedi Junaedi mengatakan pihaknya akan memanggil Kepala Sekolah Menengah Pertama Flora, Kelurahan Kaliabang Tengah, Kecamatan Bekasi Utara, setelah salah seorang siswanya, Evan Christoper Situmorang, meninggal dunia.
"Kami akan meminta klarifikasinya," ucap Dedi, Ahad, 2 Agustus 2015. Jika benar terdapat kesalahan dalam pelaksanaan masa orientasi siswa, pihaknya bakal memberikan sanksi tegas kepada sekolah tersebut. Namun ia tak menjelaskan ihwal sanksinya itu.
Menurut Dedi, pemerintah setempat melalui Dinas Pendidikan telah memberikan surat edaran ke semua sekolah ihwal pelaksanaan MOS. Dalam petunjuk teknisnya disebutkan tak ada kekerasan, perploncoan, dan sifatnya murah meriah, tak memberatkan siswa. "Dikedepankan memberikan edukatif," ujar Dedi.
Kepala SMP Flora Maria Dagomez membantah kematian Evan berkaitan dengan kegiatan MOS di sekolahnya. "Kematian Evan tidak ada hubungan dengan MOS," tutur Maria saat dikonfirmasi Tempo. Menurut dia, yang mengaitkan pelaksanaan MOS dengan kematian Evan merupakan orang tak bertanggung jawab yang mem-posting-an di media sosial.
Seperti diketahui, siswa 12 tahun itu meninggal dunia karena diduga mengalami gangguan kesehatan setelah mengikuti kegiatan MOS. Sebab, setelah mengikuti kegiatan itu, anak pasangan Jossey Situmorang dan Ratna tersebut mengalami sakit pada bagian kaki setelah disuruh panitia MOS untuk berjalan sekitar 4 kilometer saat akhir pelaksanaan MOS, 9 Juli lalu. Selang dua pekan kemudian, Evan meninggal karena sakitnya tak kunjung sembuh.
Keluarga yakin meninggalnya Evan bermula pada kegiatan di sekolah itu. Sebab, seusai MOS, Evan sakit. Meski begitu, pihak keluarga tak menuntut sekolah. Jossey hanya berharap kegiatan MOS ditiadakan di sekolah setiap penerimaan siswa baru.
ADI WARSONO