TEMPO.CO, Bangkalan - Datangnya musim kemarau menjadi momok menakutkan bagi petani, termasuk petani di Desa Jaddih, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur. Apalagi, saat kemarau, aktivitas pertanian di Desa Jaddih terhenti total karena lahan pertanian di sana jenis tadah hujan. "Setahun, kami hanya sekali bertani," kata Ilyas, warga Dusun Lembung, Desa Jaddih, Sabtu, 1 Agustus 2015.
Namun kemarau telah membuat petani di desa ini menjadi kreatif. Dapur mereka tetap ngebul meski lahan pertanian retak-retak akibat kemarau. Setiap musim kemarau, petani khususnya kaum hawa beralih profesi menjadi pengrajin kerupuk singkong. "Supaya dapur tetap ngebul," ujar Mardiyah, 45 tahun, istri Ilyas.
Bahan baku singkong didapat Mardiyah dari kebunnya yang kerontang akibat kemarau. Karena hanya bisa ditanami saat musim penghujan, mayoritas petani menerapkan model bercocok tanam tumpang sari. Dalam satu lahan, ada tanaman kacang tanah, jagung, dan singkong. Singkong ditanam di pinggir pematang sawah. "Kacang dan jagung dipanen lebih dulu, singkong belakangan saat musim kemarau tiba," tuturnya. Singkong memang dapat terus tumbuh di lahan tandus.
Singkong yang sudah dipanen, kata Mardiyah, kemudian dibersihkan dengan mengupas kulitnya. Setelah itu, direndam semalaman di dalam bak berisi air. Esok harinya, air ditiriskan kemudian singkong diparut dengan mesin hingga halus.
Parutan singkong itu, kata Mardiyah, lantas dimasukkan ke dalam plastik lontong, kemudian direbus dalam tungku kayu selama enam jam. Setelah itu hasil rebusan dijemur hingga mengeras kaku. "Baru setelah itu dipotong-potong kecil bulat dan dijemur lagi sampai kering, baru dijual," ucapnya.
Dijual seharga Rp 9.000 per kilogram, sekali panen, Mardiyah mengaku bisa mengantongi uang Rp 800 ribu. Bagi dia, jumlah ini lebih dari cukup untuk hidup di desa karena beras dan sayur mayur tidak perlu membeli. "Kebutuhan dapur hanya lauk ikan yang beli."
Kiromah, petani lainnya, mengaku sengaja menanami satu dari tiga ladang miliknya dengan singkong. Sama seperti Mardiyah, saat kemarau, singkong baru dipanen dan diolah menjadi kerupuk. "Kalau lagi malas buat kerupuk, singkong saya jual kiloan ke pembuat kerupuk lain," katanya.
MUSTHOFA BISRI