TEMPO.CO, Malang - Seorang warga nahdliyin, Samsudin, 44 tahun, berjalan kaki dari Malang ke Jombang sejauh 92 kilometer untuk menghadiri Muktamar Nahdlatul Ulama (NU). Aktivitas jalan kaki Samsudin ini didukung Malang Corruption Watch (MCW) untuk mendorong NU melakukan gerakan antikorupsi. "Saya berharap Muktamar NU merumuskan gerakan sosial antikorupsi," kata Samsudin, Rabu, 29 Juli 2015.
Mengenakan kaus putih, bercelana gelap, dan berpeci, Samsudin membawa poster bertuliskan: "Selamat atas terlaksananya Muktamar ke 33, NU Sejati Menolak Korupsi." Dia juga membawa tas ransel dan tas pinggang yang berisi pakaian ganti. Rute perjalanan dari Malang-Batu-Kasembon-Ngoro-Jombang. Tak ketinggalan, Samsudin membawa buku yang berisi dukungan masyarakat.
Baca Juga:
"Buku ini akan diisi dukungan dari masyarakat sepanjang perjalanan," ujarnya. Diperkirakan Samsudin tiba di Jombang bertepatan dengan pembukaan Muktamar NU pada 2 Agustus 2015. Bersama jaringan Gusdurian, ia akan diterima Pengasuh Pesantren Tebuireng Kiai Haji Solahudin Wahid. Samsudin akan menyerahkan kaus putih bertuliskan, "NU Sejati Menolak Korupsi."
Koordinator Divisi Kampanye MCW Farchan Masduq mengatakan saat ini korupsi semakin marak. Ironisnnya, pelaku sebagian besar beragama Islam dan taat beragama. Karena itu, kata dia, melawan korupsi kini tak cukup sekadar dengan fatwa. "Dibutuhkan gerakan nyata, sebuah gerakan sosial bersama kaum nahdliyin," kata Farchan.
Farchan percaya NU memiliki banyak ulama dan cendikiawan yang mampu merumuskan gerakan itu. MCW, katanya, juga percaya para muktamirin merupakan kumpulan orang-orang yang berintegritas. "Butuh gerakan bersama untuk mencegah dan memberantas korupsi," ujarnya.
EKO WIDIANTO