TEMPO.CO, Jakarta - Tentara Nasional Indonesia belum menerima secara resmi permintaan dari Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi untuk pelibatan dalam kegiatan orientasi mahasiswa baru (ospek). Mereka diharapkan dapat menumbuhkan rasa membela negara.
"Kami belum menerima permintaan resmi dari Kemenristekdikti," kata Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal Fuad Basya saat dihubungi Tempo pada Selasa, 28 Juli 2015. Karena itu, ia juga belum bisa memberikan gambaran tentang apa yang akan dilakukan TNI bila benar dilibatkan tahun depan.
Rencana menggandeng TNI sendiri disampaikan Menristekdikti Mohamad Nasir di kantornya, Ahad lalu. Ia mengaku telah bertemu dengan Panglima TNI Jenderal Moeldoko. Mantan Rektor Universitas Diponegoro ini meminta Kodam di berbagai daerah dapat bekerja sama dengan para rektor dalam kegiatan ospek tahun depan. "Ini bukan militerisme, ya," ujarnya.
Nasir ingin, pada ospek, ada tambahan materi yang diajarkan kepada mahasiswa, yakni wawasan kebangsaan. Menurut dia, ini merupakan bagian dari revolusi mental. Mahasiswa diharapkan akan memiliki rasa kepedulian terhadap bangsa dan bela negara. Ospek tahun ini juga diimbau tak dibarengi perpeloncoan. Nasir akan memberikan sanksi indisipliner terhadap rektor yang memerintahkan perpeloncoan.
Pelaksanaan ospek sering menakutkan bagi mahasiswa baru. Sebab, mereka biasanya diminta membawa berbagai barang dan melaksanakan pelbagai tugas. Bahkan ada juga yang menggunakan kekerasan dalam ajang tahunan tersebut.
URSULA FLORENE SONIA | MITRA TARIGAN