TEMPO.CO, Lumajang - Aktivitas vulkanik Gunung Raung dilaporkan masih tinggi hingga Selasa, 28 Juli 2015. Berdasarkan pengamatan kegempaan Pos Pengamatan Gunung Api Raung, gempa tremor masih berlanjut dengan amplitudo dominan di kisaran 29 milimeter.
Data aktivitas vulkanik Gunung Raung berdasarkan pengamatan secara kegempaan pada Senin malam, 27 Juli 2015 mulai pukul 18.00 WIB hingga 24.00 WIB, tremor menerus amplitudo 6-32 milimeter dan dominan di kisaran 29 milimeter. Dan pengamatan, Selasa dinihari, 28 Juli 2015 pada pukul 00.00 WIB hingga pukul 24.00 WIB, tremor juga masih menerus dengan amplitudo 6-32 milimeter dan tetap dominan di kisaran 29 milimeter.
Bahkan, suara gemuruh sering terdengar hingga sejauh 17 kilometer dari puncak gunung setiap 5 hingga 10 menit. Ihwal suara gemuruh gunung yang wilayahnya mencakup tiga kabupaten, yakni Jember, Bondowoso, dan Banyuwangi ini dibenarkan oleh Camat Sumberwringin, Kabupaten Bondowoso, Mochamad Taufan. "Suara gemuruh terdengar hingga Kecamatan Sumberwringin," kata Taufan kepada Tempo, Selasa pagi, 28 Juli 2015.
Peneliti dan penjelajah gunung api Indonesia, Aris Yanto, kepada Tempo mengatakan dari jauh saja suara gemuruh itu terdengar. "Bisa dibayangkan sendiri kalau dari dekat suaranya bagaimana," kata peneliti asal Tangerang yang sempat mendokumentasikan erupsi Raung dari bibir kawah. Kamera yang digunakan untuk mendokumentasikan aktivitas erupsi sampai bergetar akibat tremor menerus Gunung Raung.
Berdasarkan pengamatan secara visual, kepekatan asap yang keluar dari kawah Raung berkurang. Asap kelabu tipis dengan tekanan lemah dan setinggi kurang lebih 600 meter di atas bibir kawah mengarah ke barat laut. Status aktivitas vulkanik Gunung Raung hingga saat ini masih tetap di level siaga.
Menurut laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, tremor yang masih terjadi pada aktivitas vulkanik Gunung Raung karena pergerakan fluida atau magma encer dari bawah kawah Gunung Raung.
DAVID PRIYASIDHARTA