TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi berencana mengirimkan utusan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) ke Tolikara, Papua. Menurut dia, untuk mencegah terulangnya kerusuhan, Kemenpora akan menggulirkan program Satu Lapangan Satu Desa di Tolikara. "Saya berharap sepak bola bisa menjadi solusi atas konflik keagamaan dan sosial," ucap Imam di kantornya, Jumat, 24 Juli 2015.
Imam menjelaskan, selain mengirimkan perwakilan Kemenpora ke Tolikara, pihaknya akan mengirimkan perwakilan dari Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, Katolik, dan Kristen. Mereka, ucap dia, akan dikirim pada 1 atau 6 Agustus mendatang. "Saya ingin mereka bisa menjadi pelopor dan memberikan pengertian bahwa agama bukan sesuatu yang harus diperdebatan," tuturnya.
Gagasan itu, menurut Imam, terinspirasi dari film Cahaya dari Timur: Beta Maluku. Film tersebut, kata dia, menunjukkan sebuah konflik bisa selesai dengan sepak bola. "Dari film itu, saya belajar bagaimana sepak bola menjadi wadah berhimpunnya anak-anak yang berbeda," ucapnya.
Bentrokan berdarah terjadi Jumat pekan lalu di Karubaga, salah satu distrik di Kabupaten Tolikara, Papua, tepat pada perayaan Idul Fitri. Protes dari ratusan anggota jemaat Gereja Injili di Indonesia (GIDI) terhadap penyelenggaraan salat id di lapangan Markas Komando Rayon Militer 1702-11 berakhir ricuh.
Massa mengamuk setelah polisi melepaskan tembakan. Mereka lalu membakar kios, yang kemudian merembet hingga menghanguskan puluhan rumah toko dan sebuah musala di sekitar lapangan. Akibat kerusuhan ini, satu orang tewas dan belasan lain luka-luka terkena peluru.
GANGSAR PARIKESIT