TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Reserse Kriminal Markas Besar Kepolisian RI Komisaris Jenderal Budi Waseso mengatakan pihaknya meminta tambahan anggaran untuk mengusut sembilan kasus korupsi skala besar yang sedang ditangani Kepolisian. "Saya baru mengajukan ke Pak Kapolri tentang pembiayaan untuk penanganan itu," katanya di Mabes Polri Kamis 23 Juli 2015.
Menurut Budi Waseso, pengusutan sembilan kasus korupsi itu adalah program di luar program rutin Kepolisian. "Kasus ini kan kasus khusus yang harus ditangani secara serius," katanya.
Menurut Budi Waseso, pihaknya sudah memiliki anggaran untuk menangani kasus korupsi besar, namun dia mengklaim jumlahnya tidak mencukupi. "Jadi saya harus mengajukan melalui Kapolri untuk tambahan anggaran agar bisa diselesaikan tahun ini," kata Budi Waseso.
Budi Waseso enggan memberi tahu berapa anggaran yang diajukannya. Budi Waseso mengatakan kebutuhan anggaran perkasusnya pun berbeda-beda, tergantung bobot kasus dan pelibatan jumlah penyidiknya.
Sejak akhir Juni 2015, Budi Waeso mengatakan sedang mengusut sembilan kasus korupsi skala besar yang bernilai triliunan rupiah. Bareskrim juga sedang mengusut 23 kasus korupsi bernilai ratusan miliar dan 35 kasus korupsi bernilai puluhan miliar rupiah. "Sekarang masih didalami anggota saya. Harapannya seluruhnya bisa kami tangani secara serentak," katanya.
Budi Waseso bahkan membentuk tim yang berjumlah sekitar 500 orang untuk menyelesaikan seluruh kasus itu. "Agar kami tidak punya hutang kasus lagi," kata Budi.
Budi Waseso berjanji akan segera mengumumkan kasus apa saja yang ditanganinya. Saat ini, ia masih menolak menyebutkan kasus-kasus itu. Ia hanya membocorkan dari sembilan kasus bernilai triliunan rupiah itu, salah satunya berasal dari dugaan korupsi penjualan kondensat dari SKK Migas kepada PT Trans Pasific Petrochemical Indotama. Beberapa dari kasus itu, ada yang merupakan kasus baru dan ada pula yang adalah pengembangan kasus lain.
MITRA TARIGAN / DEWI SUCI RAHAYU