TEMPO.CO, Yogyakarta - Polisi Daerah Istimewa Yogyakarta mengaku sudah mengerahkan agen intelijen untuk merangkul organisasi keagamaan dan kemasyarakatan untuk menjamin rasa aman publik pasca kerusuhan di Tolikara, Papua.
Dengan adanya percobaan pembakaran Gereja Baptis Indonesia Sama di Bangunharjo, Sewon Bantul, 20 Juli 2015 lalu, polisi juga meningkatkan patroli di obyek-obyek vital. Masyarakat diimbau tidak terprovokasi hal berbau SARA, suku, agama ras dan antar golongan.
"Intelijen kami juga bergerak, kami mengimbau masyarakat supaya tidak terprovokasi," kata Ajun Komisaris Besar Anny Pudjiastuti, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah (Polda) Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa, 21 Juli 2015.
Ia menambahkan, perusakan tempat ibadah sudah termasuk dalam kategori tindak pidana yang akan diusut polisi sampai tuntas. Anny meminta semua pihak supaya menjaga keamanan dan kondisi kehidupan bermasyarakat dan beragama agar aman dan tenteram.
Menurut Anny, polisi sedang memeriksa saksi-saksi yang terkait dengan percobaan pembakaran gereja di Bangunharjo, Sewon Bantul. Saksi, kata Anny, mengaku hanya melihat ban terbakar dan tidak melihat pelaku.
MUH SYAIFULLAH