Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tim Bulan Sabit Merah Kunjungi Korban Bentrok Tolikara  

image-gnews
Peta Kabupaten Tolikara, Papua. Google Maps
Peta Kabupaten Tolikara, Papua. Google Maps
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Cabang Jayawijaya, Papua, Hamdani, mengatakan tim BSMI pada Rabu, 22 Juli 2015, akan berangkat ke Karubaga guna melihat langsung lokasi kerusuhan di Tolikara.

Tim BSMI juga akan mengunjungi ratusan umat Islam korban kerusuhan yang ditempatkan di sejumlah pengungsian. “Besok siang kami akan ke Karubaga, menengok lokasi pasca-kejadian," kata Hamdani saat dihubungi, Selasa, 21 Juli 2015.

Menurut Hamdani, tadi malam BSMI menyalurkan bantuan kepada 28 kepala keluarga di enam pengungsian. BSMI mencatat terdapat 66 kepala keluarga yang mengungsi di Wamena. Namun data tersebut belum mencakup jumlah pengungsi secara keseluruhan. "Pengungsi menyebar di sejumlah titik. Kami belum bisa mendata seluruhnya," ujarnya.

Pasca-kerusuhan, BSMI langsung membuka dompet donasi. Mereka telah mengumpulkan dana Rp 390 juta. Dana tersebut rencananya juga digunakan untuk membangun kembali Masjid Baitul Muttaqin, yang terbakar akibat kerusuhan pada hari raya Idul Fitri, Jumat, 17 Juli 2015.

Hamdani menegaskan, yang terbakar bukan musala, seperti yang diberitakan media massa, melainkan masjid yang diberi nama "Baitul Muttaqin". Meski bangunannya kecil, masjid tersebut kerap dipakai untuk salat Jumat, Idul Adha, dan Idul Fitri. "Salah seorang petugas BSMI mengalami langsung kerusuhan saat salat Idul Fitri di sana,” ucapnya.

Hamdani menjelaskan, kerusuhan di Tolikara itu baru terjadi pada tahun ini. Dalam beberapa tahun terakhir, dia melanjutkan, tak pernah ada masalah saat umat Islam menggelar salat Idul Fitri maupun Idul Adha. Namun, menurut dia, sejak awal pembangunan, masjid itu memang tidak diperbolehkan dipasangi kubah dan papan nama.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Seperti ramai diberitakan media massa, kerusuhan Tolikara bermula ketika pada Jumat pagi, 17 Juli 2015, sekelompok warga jemaat Gereja Injili di Indonesia (GIDI) memprotes pelaksanaan salat Idul Fitri di halaman masjid, yang terletak di dekat tempat penyelenggaraan seminar dan Kebaktian Kebangunan Rohani Injili Pemuda.

Polisi kemudian melontarkan tembakan ke arah jemaat GIDI. Akibatnya, sebelas orang terluka dan satu anak tewas. Tembakan ini memancing kemarahan lebih besar. Jemaat GIDI mulai menyerang dan membakar rumah serta kios di dekat lokasi salat Idul Fitri. Api kemudian merembet ke masjid.

Saat kebakaran meluas, warga muslim Tolikara berusaha menyelamatkan diri. Salat Idul Fitri terpaksa dibatalkan. Enam rumah, sebelas kios, dan satu masjid ludes terbakar.

PUTRI ADITYOWATI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Mabes Polri Belum Usut Penyebar Kabar Bohong Tolikara

25 April 2016

Polisi menurunkan pasukannya untuk mengamankan kerusuhan di Tolikara, Papua, Minggu, 24 April 2016 (Reuters)
Mabes Polri Belum Usut Penyebar Kabar Bohong Tolikara

Kepolisian mengungkapkan kerusuhan di Tolikara Papua merupakan kabar bohong.


Polri Bantah Ada Kerusuhan di Tolikara  

25 April 2016

Bupati Tolikara, Usman G. Wanimbo,SE,M.Si, memberikan bantuan modal usaha Rp. 30 juta kepada para pendagang korban peristiwa kebakaran 17 Juli 2015 di Karubaga, Papua. ISTIMEWA
Polri Bantah Ada Kerusuhan di Tolikara  

Polri mengakui ada seorang pegawai Dinas Kependudukan yang meninggal.


Tolikara Rusuh Lagi, 1 Tewas 95 Rumah Dibakar  

24 April 2016

Polisi menurunkan pasukannya untuk mengamankan kerusuhan di Tolikara, Papua, Minggu, 24 April 2016 (Reuters)
Tolikara Rusuh Lagi, 1 Tewas 95 Rumah Dibakar  

Konflik Tolikara ini sudah terjadi sejak 9 April 2016 dan berlangsung hingga hari
ini.


Rusuh Tolikara, Hasil Uji Balistik: Bukan Peluru Polisi

8 September 2015

Bupati Tolikara Usman G. Wanimbo bersama Pangdam XVII Cenderawasih, Mayjen TNI Fransen Sihaan serta muspida Provinsi Papua menjenguk Galibuli Jikwa (50 tahun), korban tertembak dalam rusuh Tolikara pada Jumat, 17 Juli 2015 lalu di rumah sakit, 22 Juli 2015. TEMPO/Cunding Levi
Rusuh Tolikara, Hasil Uji Balistik: Bukan Peluru Polisi

Selain melakukan uji balistik, Polda Papua juga sudah menggelar sidang pelanggaran disiplin terhadap personel Polres Tolikara.


Jokowi Minta Pelaku Kerusuhan di Tolikara Diproses Hukum  

11 Agustus 2015

Pekerja menyelesaikan pembangunan musala pasca amuk massa di Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua, 10 Agustus 2015. Lokasi musala itu berada di kompleks Koramil Karubaga. Musala tersebut berukuran 12 x 7 meter persegi. Derwes Jigwa
Jokowi Minta Pelaku Kerusuhan di Tolikara Diproses Hukum  

Jokowi minta agar pelaku, aktor, maupun aparat yang salah prosedur penanganannya harus diperiksa dalam kasus Tolikara.


Presiden GIDI Minta Penyidikan Kasus Tolikara Dihentikan

11 Agustus 2015

Pekerja menyelesaikan pembangunan rumah kios (ruki) pasca amuk massa di Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua, 10 Agustus 2015. Ada 85 ruki yang dibangun. Rinciannya, 65 ruki untuk pedagang korban pembakaran, 12 ruki untuk korban penembakan, dan 8 ruki untuk pemilik lahan tempat berdirinya kompleks ruki (status lahan itu adalah lahan ulayat). Derwes Jigwa
Presiden GIDI Minta Penyidikan Kasus Tolikara Dihentikan

Presiden GIDI minta Kapolda Papua menyerahkan proses penyelesaian masalah tersangka kepada gereja dan umat muslim Tolikara.


Komnas HAM: Temukan Aparat yang Menembak Warga Tolikara  

10 Agustus 2015

Bupati Tolikara Usman G. Wanimbo bersama Pangdam XVII Cenderawasih, Mayjen TNI Fransen Sihaan serta muspida Provinsi Papua menjenguk Galibuli Jikwa (50 tahun), korban tertembak dalam rusuh Tolikara pada Jumat, 17 Juli 2015 lalu di rumah sakit, 22 Juli 2015. TEMPO/Cunding Levi
Komnas HAM: Temukan Aparat yang Menembak Warga Tolikara  

Komnas HAM mendesak Menkopolhukam agar memerintahkan Kapolri dan Panglima TNI mengusut penembakan Tolikara.


Rusuh Tolikara, Komnas HAM Temukan 4 Pelanggaran  

10 Agustus 2015

Para korban tertembak dalam rusuh Tolikara pada Jumat, 17 Juli 2015 lalu. Mereka rata-rata menderita luka tembak di bagian kaki dan tangan terkena serphan peluru. Dari 11 orang yang jadi korban tertembak, ada enam yang sedang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Dok 2 Kota Jayapura, Papua, 22 Juli 2015. TEMPO/Cunding Levi
Rusuh Tolikara, Komnas HAM Temukan 4 Pelanggaran  

Komnas HAM menemukan empat indikasi pelanggaran HAM pada kerusuhan di Tolikara.


Hasil Investigasi Tolikara, Komnas: Ada 4 Pelanggaran HAM  

10 Agustus 2015

Suasana kawasan pertokoan yang kembali dibuka di kota Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua, beberapa hari pasca kerusuhan Lebaran, 23 Juli 2015. TEMPO/Maria Hasugian
Hasil Investigasi Tolikara, Komnas: Ada 4 Pelanggaran HAM  

Pemerintah memastikan kerusuhan di Kabupaten Tolikara, Papua, tidak dipicu oleh isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).


Tolikara Pulih, Begini Proses Pembangunan Musala dan Ruki  

10 Agustus 2015

Warga Papua menjual koran sambil membaca berita tentang situasi di Tolikara. Mereka menjajakan koran di Terminal Kedatangan, Bandara Sentani, Jayapura, 20 Juli 2015. TEMPO/Maria Hasugian
Tolikara Pulih, Begini Proses Pembangunan Musala dan Ruki  

Pembangunan 85 ruki dan musalah untuk menggantikan ruki dan musalah yang terbakar saat amuk massa pada 17 Juli lalu.