TEMPO.CO, Pekalongan - Antrean panjang kendaraan pemudik terlihat di jalur Pantai Utara yang melewati Kota Pekalongan, Jawa Tengah, pada Rabu sore hingga Kamis, 16 Juni 2015. Pemudik yang datang dari arah Jakarta menuju Semarang ini hanya dapat memacu kendaraannya hingga 15 kilometer per jam. Guna memecah kemacetan, Kepolisian Resor Pekalongan menggunakan sistem contra flow atau pemakaian jalur dari arah sebaliknya.
Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Pekalongan AKP Rizeth A. Sangalang mengatakan rekayasa lalu lintas tersebut dianggap cukup efektif memecah kemacetan. Ia menambahkan, ada beberapa titik macet di Kota dan Kabupaten Pekalongan, yaitu Pasar Wiradesa, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Kauman, dan Walindo. “Contra Flow akan dilakukan saat arus mudik dan arus balik," katanya.
Baca juga:
Budi Waseso Dinilai Sudutkan Syafii, Muhammadiyah Dihina?
Menurut dia, pada lajur yang tidak padat, sisi dalamnya akan digunakan kendaraan dari arah yang berlawanan. "Kalau sudah terurai, lalu lintas dikembalikan seperti sedia kala,” ujar Rizeth.
Kemacetan di Pasar Wiradesa, menurut Rizeth, disebabkan tidak adanya jembatan penyeberangan jalan. Para pedagang kaki lima yang berjualan di sepanjang jalan juga menyebabkan penyempitan jalan. “Saat aktivitas pasar meningkat, jalan pasti padat, apalagi dengan penumpang naik-turun sembarangan di depan pasar,” tuturnya. Kemacetan juga terjadi di jalan yang terdapat lintasan kereta api, salah satunya di Jalan KH Mansyur, Kota Pekalongan.
Selain menggunakan teknik contra flow, Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kabupaten Pekalongan Wahyu Kuncoro mengatakan terdapat beberapa jalur alternatif untuk para pemudik. Menurut dia, di wilayah Pekalongan, terjadi kepadatan kendaraan akibat pertemuan jalur Pantura dari Jawa Barat dan jalan tol lintas Jawa di jalur tengah.
VENANTIA MELINDA
Baca juga:
Ribuan Netizen Teken Petisi Copot Kabareskrim Budi Waseso
1 Syawal: JK Yakin Kompak Jumat, Tapi Ada Loh Lebaran Kamis