TEMPO.CO, Semarang - Personel Satuan Brigade Mobil (Brimob) Kepolisian Daerah Jawa Tengah dan Penerbang TNI Angkatan Darat (Penerbad) di Semarang, Jawa Tengah, yang terlibat dalam keributan pekan lalu didamaikan. Dua institusi itu sepakat memberikan sanksi kepada anggota masing-masing yang ribut.
“Kami sudah memediasi lintas kesatuan,” kata Kepala Penerangan Komando Daerah Militer IV/ Diponegoro Letnan Kolonel Infanteri Zainul Bahar melalui siaran pers, Selasa, 14 Juli 2015.
Menurut Zainul, kedua pihak telah saling memaafkan dan menganggap insiden perkelahian di mesin anjungan tunai mandiri (ATM) di Jalan Abdurahman Saleh itu sebagai buntut kesalahpahaman. “Saat mediasi, pelaku berrpelukan,” kata Zainul.
Mediasi dikemas dalam acara buka puasa bersama dan dihadiri oleh pimpinan dua lembaga terkait, yaitu Kepala Korps Brimob Inspektur Jenderal Kaligis, Komandan Pangkalan TNI AD A. Yani Semarang Kolonel Horison Sitorus, Kapolrestabes Semarang Komisaris Besar Burhanudin, dan Komandan Satuan Brimob Polda Jawa Tengah Komisaris Besar Muhamad Badrus.
Hadir pula Komandan Polisi Militer Kodam IV/ Diponegoro Kolonel Ari Wibowo Djadi, Wakil Kepala Satuan Brimob Polda Jawa Tengah Ajun Komisaris Besar Farid, Komandan Detasemen Polisi Militer IV/5 Semarang Letnan Kolonel (Kowad) Tri Wahyuningsih, Komandan Skuadron 11/Serbu Letnan Kolonel I Made, serta Kepala Detasemen Brimob Simongan Ajun Komisaris Besar Irfan Marpaung.
Perkelahian yang berlanjut pada pengepungan Markas Komando Satuan Brimob itu berawal dari masuknya dua anggota Brimob ke bilik ATM, Sabtu malam, 11 Juli 2015. Saat keluar dari ruang ATM, mereka berkelakar tentang saldo tabungan mereka masing-masing.
Pada waktu yang bersamaan, datang dua anggota Penerbad. Salah satu dari mereka, Prajurit Kepala Ari, masuk ke bilik ATM. Adapun rekannya, Prajurit Dua Raden, menunggu di atas sepeda motor.
Ari lalu keluar dari ruang ATM dan tidak jadi menarik uang karena melihat temannya ribut dengan dua anggota Brimob tersebut. “Akhirnya terjadilah keributan dan perkelahian di antara mereka,” kata Zainul.
Pada saat yang bersamaan, Letnan Satu Afner Manurung dari Penerbad lewat di lokasi dan berusaha melerai. Namun keributan masih berlanjut. Menurut Zainul, tidak ada pengepungan oleh 200 anggota Penerbad bersenjata lengkap terhadap Markas Komando Satuan Brimob di Sampangan, Semarang.
“Juga tidak ada yang memakai seragam hitam-hitam seperti yang diberitakan di beberapa media online,” katanya. Namun dia mengakui bahwa sekitar 150 anggota Penerbad datang ke Markas Brimob dengan membawa potongan bambu dan balok kayu.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jawa Tengah Komisaris Besar Liliek Darmanto membenarkan info bahwa perselisihan itu telah didamaikan. Menurut Liliek, pimpinan kedua pihak sudah bertemu dan sepakat menghukum yang terlibat dalam keributan. "Jangan diungkit-ungkit lagi," katanya.
EDY FAISOL